Mohon tunggu...
Jonathan Suek
Jonathan Suek Mohon Tunggu... Konsultan - Transport Enthusiast

Menulis dengan perspektif sebagai perencana kota

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Mengapa Kita Memilih Naik Kendaraan Pribadi?

18 Februari 2018   22:01 Diperbarui: 11 Oktober 2018   14:36 10316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Standard.co.uk

Apakah kamu pernah bertanya pada diri sendiri tentang pertanyaan di atas? kebanyakan orang akan menjawab angkutan pribadi lebih fleksibel, hemat, mudah, dan sebagainya.

Jika Anda masih memiliki jawaban yang sama, maka itu memang benar. Saya menyetujui bahwa saat ini menggunakan kendaraan pribadi lebih fleksibel, hemat dan mudah jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum*. Saya membubuhi tanda bintang (*) untuk mengecualikan pada beberapa kondisi, karena saya ingin mengajak Anda untuk memahami mengapa anda bertransportasi.

Perlu disadari secara seksama bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan hidup, di mana kebutuhan hidup tersebut tidak bisa dipenuhi pada satu tempat yang sama. Hal inilah yang membuat kita perlu berpindah tempat dalam rangka memenuhi kebutuhan diri sendiri ataupun kebutuhan keluarga. Misalnya, kita butuh pemasukan, sehingga kita melakukan perjalanan bekerja untuk sampai ke kantor.

Seorang ibu pergi ke super market untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga. Seorang anak pergi ke sekolah dan setelahnya ke tempat bimbel untuk tujuan belajar. Dan masih banyak contoh lainnya. Pada prinsipnya, setiap aktivitas yang kita lakukan cenderung membutuhkan perjalanan.

Apakah ada aktivitas yang tidak melakukan perjalanan? Sepertinya hampir tidak ada, kecuali Anda telah melakukan trade-off. Misalnya, Anda lapar tetapi sedang hujan, sehingga Anda menggunakan layanan online. Itu pun belum tepat, untuk kasus ini memang Anda tidak berpindah tempat, tetapi ada orang lain (tukang ojek online) yang menggantikan perjalanan Anda. 

Contoh lain, Anda butuh hiburan tetapi sedang ingin berhemat, sehingga Anda memilih menonton film di rumah sebagai ganti pergi ke bioskop. Contoh ke dua merupakan contoh yang lebih tepat tentang aktivitas yang tidak membutuhkan perjalanan karena telah melakukan trade-off. Dengan kata lain, perjalanan merupakan permintaan turunan dari melakukan aktivitas.

Kepentingan suatu aktivitas yang akan dilakukan juga menentukan pilihan kendaraan yang kita gunakan. Karakteristik aktivitas dapat dibagi berdasarkan dimensi waktu dan tempat, sehingga ada 4 klasifikasi yaitu:

  1. Waktu dan tempat tetap, 
  2. Waktu tetap dan tempat fleksibel, 
  3. Waktu fleksibel dan tempat tetap, dan 
  4. Waktu dan tempat fleksibel. 

Klasifikasi (1) contohnya aktivitas kerja. (2) contohnya aktivitas untuk makan. (3) contohnya aktivitas pergi ke bioskop. (4) contohnya aktivitas liburan. Setiap klasifikasi mempunyai tingkat kepentingannya, sehingga kita memilih moda yang sesuai dengan kondisi transportasi di lingkungan kita tinggal. Kita akan memperhitungkan jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya perjalanan. 

Selain itu ada juga faktor kenyamanan dan keamanan dalam melakukan perjalanan. Hal-hal itulah yang secara tidak sadar Anda pertimbangkan, sehingga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Bagaimana cara mengendalikan perilaku ini? Beberapa ahli menyebutkan bahwa sembari sistem layanan transportasi diperbaiki, pemerintah juga harus mempersulit penggunaan kendaraan pribadi. 

Misalnya dari menaikan pajak motor atau harga BBM, kebijakan ganjil-genap, penerapan Electronic Road Pricing, jalan satu arah bahkan bisa juga dengan tidak menyediakan tempat parkir. Jika semua itu dilakukan, apakah Anda masih ingin naik kendaraan pribadi? Jadi, jika pemerintah melakukan salah satu kebijakan-kebijakan tersebut, itu semata-mata untuk menstimulus para pengguna kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan kendaraan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun