Mohon tunggu...
Jonathaniel Sinaga
Jonathaniel Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah 2021 Universitas Airlangga

Olahraga, Nonton Film

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Problematika Dunia Olahraga di Indonesia

21 Juni 2022   17:04 Diperbarui: 21 Juni 2022   17:06 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Seperti yang kita tahu, olahraga merupakan salah satu bidang yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, contohnya sepakbola, futsal, basket, voli, badminton, dan lain sebagainya. 

Dengan banyaknya peminat dari masyarakat, seharusnya menjadi atlet olahraga bukanlah hal yang sulit untuk dicapai oleh masyarakat di Indonesia dan terbukti di cabang olahraga apapun, Indonesia tidak pernah kekurangan slot untuk atlet, walaupun perjalanan yang mereka lalui menjadi atlet tidak mudah karena banyak hal yang harus mereka korbankan seperti waktu mereka bersama keluarga maupun teman-teman, tenaga dimana mereka harus latihan secara rutin, serta dana yang harus mereka keluarkan untuk menjaga tubuh mereka tetap sehat dan bugar. 

Hal-hal yang dilakukan para atlet ini juga membuahkan hasil yaitu prestasi diberbagai macam perlombaan, misalnya dari cabang basket meraih medali emas pada ajang Sea Games 2022 kemarin mengalahkan Filipina yang notabenenya salah satu tim basket terkuat di benua Asia. 

Di bidang badminton, pasangan atlet badminton kita menempati peringkat 1 dunia dan sudah menjuarai ajang Hylo Open 2021 sebanyak dua kali, Indonesia Open 2021, dan masih banyak lagi. Di bidang sepakbola, timnas Indonesia meraih medali emas sebanyak dua kali pada tahun 1987 dan 1991.

Pada saat menjuarai berbagai perlombaan tersebut mereka juga mendapatkan bonus dari pemerintah contohnya pada ajang Sea Games 2018, atlet yang meraih medali emas perseorangan mendapatkan bonus 1,5 miliar rupiah. 

Namun, dalam segala hal pasti terdapat sisi baik dan buruknya, dalam hal ini saya ingin menyampaikan opini saya mengenai kehidupan atlet olahraga nasional setelah mendapatkan berbagai hadiah serta bonus dari perlombaan yang dijalaninya. 

Kebanyakan orang berpikir bahwa menjadi atlet pasti menjadi sebuah kebanggaan bagi negaranya sendiri, hal itu memang terjadi di luar negeri dimana para atlet dijamin kehidupannya oleh pemerintah dalam segala hal, namun berbeda halnya dengan atlet di Indonesia karena rata-rata atlet di Indonesia tidak dijamin 100% oleh pemerintah.

Contoh nyatanya yang terjadi baru-baru ini adalah kasus atlet senam ritmik bernama Sutjiati Narendra, ia merupakan masyarakat dengan berkewarganegaraan ganda, yaitu Amerika Serikat dan Indonesia. Ia merasa kecewa dengan pemerintah Indonesia karena sebenarnya dia tinggal di Amerika Serikat, tetapi pada saat itu Presiden Joko Widodo meminta untuk kembali ke Indonesia dengan alasan agar ia bisa membantu Indonesia dalam meraih berbagai prestasi dalam bidang senam ritmik. 

Ia menceritakan pengalamannya di media sosial, "Saya pindah ke Indonesia untuk melakukan itu. Salah satu cara saya berkontribusi melalui prestasi olahraga. Saya lahir di New York City dari ibu Amerika dan ayah saya Indonesia. Saya memulai senam ritmik pada usia delapan tahun, pada usia sebelas tahun, saya terpilih untuk bergabung dengan Pasukan Elite Amerika Serikat, melalui seleksi ketat dari ratusan pesenam yang mempunyai potensi. Pada 2018, saya dipilih oleh USA Gymnastics untuk mewakili Tim Nasional Junior AS di kompetisi internasional, tetapi begitu saya memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun yang sama, keluarga saya langsung pindah ke Lampung, Sumatra, sehingga saya bisa berlatih di sana bersama pelatih saya yang luar biasa, Bu Yuliyanti dan Bu Rinawati".

Dari pernyataan Sutjiati tersebut, menurut saya seharusnya pemerintah bisa lebih aware lagi terhadap para atlet, apalagi jika atlet tersebut sudah mempunyai prestasi yang bagus di kancah internasional karena seperti kasus Sutjiati ini bisa membuat atlet-atlet dari luar negeri yang mempunyai keturunan Indonesia menjadi ragu untuk bisa membela bangsa ini dalam perlombaan-perlombaan yang ada. Dalam kasus Sutjiati ini, bidang olahraga yang ia tekuni yaitu senam ritmik tidak ada dalam daftar perlombaan yang ada. 

Dari sinilah Sutjiati merasa tidak dihargai karena dia sudah datang ke Indonesia dari Amerika Serikat dengan harapan akan diberangkatkan lomba mewakili Indonesia, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang ia harapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun