Mohon tunggu...
Cerpen

Mesin sejarah | Cerpen Sejarah

6 November 2017   21:01 Diperbarui: 6 November 2017   21:20 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/13/04/11/ml2ra2-ilmuwan-iran-temukan-mesin-waktu

"Pakkkkkkkk makan!!!" teriak seorang ibu. "Ya buu, bentar 5 menit lagi", "hmmm, ini disini, ya ini disini, ini disini, makan dulu deh" sambil berpikir apa lagi yang kurang. "Bu hari ini makan apa?" ujar seorang bapak sambil meuju tempat makan. "Kita makan ayam goreng pak, cepat kemari". "Pak, bapak lagi buat apa sih dibelakang?' tanya ibu sambil melahap paha ayam goreng buatannya sendiri. "Bukan apa -- apa kok bu, hanya bahan -- bahan rongsokan yang saya mau manfaatkan."

Bapak adalah seorang professor UI lulusan IT dan sejarah, dan merupakan lulusan terbaik pada masanya. Tanpa sepengetahuan ibu, bapak sedang mencoba membuat sebuah mesin dari bahan -- bahan bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Bapak sedang membuat mesin waktu yang sudah ia pikirkan selama 2 tahun. Mesin waktu ini dibuat dengan desain menyerupai jam tangan.

Kebiasaan hidup ini sudah berlangsung selama 2 tahun. Setiap pagi ia bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan teknologi, dan setiap malam ia melanjutkan pembuatan jam tangan spesialnya itu. Ibu sebenarnya bingung apa yang bapak buat, namun ia tidak terlalu menghiraukannya.

Hari Jumat, 25 Agustus 2030, bapak bertertiak dari dalam ruang kerja dirumahnya, "YES!!!!!! Aku sudah menunggu ini selama 2 tahun". Jam tangan spesial itu sudah selesai rupanya. "Hmm, saya harus mencobanya sekarang juga." Sambil memasangkan jam tangan itu ke tangan kirinya. "Tahun 1942, saat Jepang menjajah Indonesia".

Bapak merubah tahun di jam itu menjadi tahun 1942. Seketika juga, jam tangan itu menembakkan sebuah portal dihadapan bapak. "Whoaaa" Ujar bapak dengan tercengang. Bapak pun melangkah mendekati portal tersebut dan seketika juga bapak tersedot kedalamnya. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak bapak sambil jatuh di lubang waktu yang tak terhingga. Sampai akhirnya, Gedubrakk! Bapak jatuh ke atas jerami. "Whoa, dimana aku", udaranya sejuk, tidak seperti di tahun 2030, dimana pohon saja sudah jarang terlihat. Hamparan padi di sepanjang mata bisa memandang, hembusan angin membuat pohon -- pohon menari.

Dari kejauhan bapak mendengar teriakan. "Cepatttttttttt, Bangun bangun!!!! Angkat itu kayu -- kayu, masukan ke truk. Cepat!!!!!". Bapak langsung berlari ke sumber suara itu dan bersembunyi di belakang semak -- semak. Bapak melihat sekelompok orang berpakaian seragam rapi dan sekelompok orang tidak memakai baju dan muka yang kotor dan kusam, serta luka di tubuh mereka. "Apa ini? Ujar bapak sambil mengingat pelajaran IPS kelas IX." "Tahun 1942, oh iyaa tahun dimana Jepang menjajah Indonesia, berarti orang yang berseragam itu pasti orang Jepang dan orang yang ditindas adalah orang Indonesia."

Di kejauhan ia juga melihat pasukan Jepang di sawah -- sawah. "Heh kalian, berikan hasil tani kalian kepada kami, kalo kalian mau makan, cepattttt!!!!" triak seorang tentara Jepang. "Baik pak, baik." Ujar orang Indonesia yang sudah terlihat elelahan dan keringatan bercucuran di mana -- mana. Bapak pun mengingat salah satu penderitaan orang Indonesia pada masa penjajahan Jepang. "Orang Jepang merampas seluruh hasil pertanian rakyat. Seperti beras, jagung, teh, rempah -- rempah, dll. Akbiatnya, banyak rakyat mati kelaparan.

Tiba -- tiba jam tangan tersebut menembakkan sebuah portal lagi dan professor pun masuk kedalamnya. Brukk ia jatuh di sebuah kolam ikan. "Duhhh, arghhhhh, basah kan." Sambil  melepas kemejanya karena basah. Dari kejauhan, ia melihat sebuah proyek pembangunan. Ia berlari ke sana dan bersembunyi dibalik tembok dekat dengan proyek pembangunan tersebut. "HEH KALIAN, CEPAT KERJAA, TIDAK ADA ISTIRAHAT." Rakyat Indonesia dipaksa membangun tanpa istirahat, walaupun badan sudah bermandikan keringat. "yaampun" ujar professor. Ia mengingat penderitaan orang Indonesia yang kedua yaitu Romusha. "Romusha adalah sebutan bagi orang -- orang di Indonesia yang diperintah untuk kerja paksa tanpa dibayar" ingatnya di dalam benaknya.

Sekali lagi jam tangan itu menembakkan sebuah portal. Kali ini portal itu tidak menjatuhkan dirinya dan menghantarnya di sebuah toko baju. "Yes, beli baju dulu". Lalu portal tersebut menembak lagi dan mengantarkannya di depan sebuah gedung, dimana seorang jenderal Jepang sedang berpidato. "Kalian harus berkebun, dan hasilnya harus kalian berikan kepada kami, atau kalian akan mati!". "Kedua, kalian harus bayar pajak kepada kami. Lewat jembatan, jalan raya, fasilitas umum, tidak ada yang gratis. MENGERTI??". Orang Indonesia hanya bisa pasrah dan pulang kerumahnya masing -- masing, beberapa ada yang menangis, beberapa terlihat marah. "Tanam paksa, ya waktu itu, rakyat Indonesia dipaksa untuk menanam, namun hasilnya harus diberikan kepada orang Jepang. Selain itu, mereka harus membayar pajak walaupun tidak mendapat gaji dari orang -- orang Jepang. Sungguh jahanam." Pikirnya dalam hati.

"Sudah cukup, orang Indonesia sangat menderita pada masa waktu ini." Ujarnya. Ia ingin membantu, tapi dia ingat jik dia melakukan hal -- hal yang lain dari sejarah, maka sejarah akan menyesuaikan dan terganti di tahun -- tahun berikutnya. "Betapa beruntungnya diriku, dilahirkan pada saat Indonesia sudah merdeka. Lihatlah orang Indonesia pada masa penjajahan, sungguh sangat menderita."

Ia mengubah jam tangannya menjadi tahun 1930 lagi, dan seketika itu jam tangan itu menembakkan sebuah portal dan ia masuk kedalamnya. Pukul 22.00, seakan ia tidak pernah pergi, dan sekarang ia sudah berada di ruang kerjanya lagi. "Ada apa pak triak -- triak?" tanya ibu. "Tidak apa -- apa bu" sambil menyembunyikan jam tangan di tangan kirinya itu. "Ahhhh, jangan teriak -- teriak pak malam -- malam, ayo cepat istirahat." Ujar ibu sambil meninggalkan bapak menuju ruang tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun