Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Ketika Mereka Tertawa

18 Juli 2017   17:18 Diperbarui: 18 Juli 2017   22:04 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini Negeri Petak Umpet kembali riuh. Hahahahaha.....tawa renyah sekumpulan Kunyuk memecah keheningan negeri, membelah ke sudut-sudut setiap sarang dan lumbung para penghuni negeri. Tawa ngakak para Kunyuk mengiringi kisah malang seekor Tikus yang akhirnya jatuh. Jatuh di saat sedang melompat dan berayun berkali-kali. Para Kunyuk lah yang berhak tertawa kali ini, karena yang empunya ayunan dan kerja melompat; berayun-ayun di antara dahan adalah mereka. 

Hahahaha... rupanya telah lama mereka menjejaki sepak terjang si Tikus. Baru kali ini mereka mandapatinya tersedak. Berkali-kali mereka berunding untuk mencegah si Tikus agar tak melompat dan berayun, namun si Tikus tak menimpali cegahan itu. Ia merasa hebat dan kuat, karena terbiasa. Practice makes perfect. Kira-kira begitulah prinsip si Tikus mempertahankan kedaulatan di Negeri Petak Umpet. Baginya, visi sebagai negeri Petak Umpet harus selalu terpatri di setiap jiwa warganya. Harus selalu pandai mengumpet. Umpet sana dan sini. Yang penting happy dan berpesta. 

Hehehehe... eh ternyata masih banyak dahan dan pepohonan yang masuk target ayunan si Tikus. Semakin ia melompat semakin banyak jarahan yang dilihatnya. Dari kejauhan nampak lebat penuh aneka buah. Lumayan untuk memenuhi lumbung saat panenan tiba. Namun malangnya, hari ini ia tertimpa sial. Jatuh dari dahan yang punya banyak buah ranum. Emang sih, buahnya telah ia makan. Dan karena berlama-lama ia menikmatinya, maka lelah juga kait tanganya pada dahan. Ia lelah...akhirnya jatuh juga. 

Sedang, di lain dahan para Tikus tak ubahnya manusia baja. Tak peduli apa yang sedang terjadi pada raja mereka. "Sudahlah, tuan raja kita boleh saja jatuh, tapi perjuangan ini tetap kita lanjutkan". Cit..cit..cit..riuh rendah cuitan para Tikus membaur di antara tawa para Kunyuk. 

Ini Negeri Petak Umpet. Beraneka makhluk berwajah manusia ada dan hidup di sini. Mengadu nasib sambil menjejal narasi. Berubah rupa sudah biasa. Satu permainan utama mereka: Petak Umpet. Siapa pandai bermain, ia dipuji. Selamat dari kelaparan. Bisa menjadi Raja dan memerintah para Tikus lainnya. Dongeng Negeri Petak Umpet kali ini terulang. Satu Raja dari para Tikus kurang sigap berayun, ia pun jatuh sempoyongan. Tak sempat meraba tubuhnya dan keburu digotong tertawaan para kunyuk yang sudah puas meraja dahan. 

Di bawah pohon, Para Kunyuk masih menunggu tikus rakus lainnya. Sekedar melepas lelah dan tertawa riang. Akhirnya Raja mereka jatuh juga. Hahahhaha....

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun