Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Seorang pria yang akrab disapa lelaki

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jangan Tonton Final UCL 2017

3 Juni 2017   12:57 Diperbarui: 3 Juni 2017   16:47 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak-tik larangan ini saya lemparkan ke telinga sahabatku, seorang fan berat dari salah satu klub yang akan berlaga dalam pentas final UCL edisi 2017. Hari indah yang ditunggu-tunggu oleh sobatku dan para penggemar Madrid dan Juventus lainnya. Bagaimana tidak, klub kesayangan mereka akan saling beradu tak-tik memperebutkan si Kuping Besar. 

"This is the final round" dan digadang-gadang sebagai the dream final. Aku dan sobat setiaku, yang sama-sama mencintai bola sepak merelease little conference sesaat sebelum ada yang beradu didepan layar kaca masing-masing dinihari nanti. Saya sudah memutuskan untuk tidak akan menonton final ini. Sehingga bagi saya tak-tik psy-war yang saya layangkan ke sobatku bagai pelanggaran berat. Pelanggaran berat telah saya lakukan. Sontak, ia pun melayangkan protes sekedar memancing wasit memberi hukuman kepada saya. Ia menampik larangan saya. 

"Eh,apa urusanmu dengan final liga champions? "Apa gara-gara klub kesayanganmu tidak berlaga di Liga Champions,ya? Aku memprediksi reaksinya pasti akan seperti ini. Hahaha... aku tertawa kecil melihat reaksi sahabatku ini. Kuambil jedah sejenak sembari menunggu ia menghela nafas menurunkan tensinya yang memuncak. 

"Jadi begini bro", dengan nada mengocek, aku mulai merinci cuil-cuil alasan yang sudah saya persiapkan untuk menenangkannya. Dengan penuh keseriusannya, sobatku pun mulai menyimak. Tentu sambil menunggu kapan saya akan terpeleset atau kapan ia akan menyerang saya dengan diving atas argumen-argumen yang saya lemparkan. Check this out!

BOSAN- MEMBOSANKAN:

Siapa yang tak kenal Juventus dan Real Madrid? Bagi para penggemar bola sepak,nama dan profil dari kedua klub ini tentu tidak asing lagi. Keduanya sama-sama pernah merajai sepak bola Eropa. Sama-sama memiliki fans setia yang menyebar hampir di seluruh negara pencinta sepakbola di dunia, termasuk Indonesia. Tinggal menunggu beberapa jam lagi, salah satu dari mereka kembali akan menabiskan diri sebagai raja lama yang dibarui di Eropa. Kenyataan ini membuat saya bosan. Harus melototkan mata saya menyaksikan kedua klub yang sama dan tidak asing lagi dengan iklim final UCL. Saya kemudian menggiring sahabat saya dengan membeberkan detail-detail sekedar mendukung taktik melarang saya menonton final UCL. Tolak ukur saya satu diantaranya sudah saya singgung sebelumnya,perihal kebosanan menyaksikan klub yang sama. As the result,praktis pengetahuan saya akan kedua klub ini  tidak bertambah. 

Paling..., setelah laga besok saya akan segera tahu siapa yang mengangkat piala dan siapa yang menjadi penonton di saat yang lain mengangkatnya. Atau dengan narasi yang terkesan epik, "Akhirnya...Ronaldo (wati) dkk. berhasil mengantarkan klubnya memperoleh gelar LaDuoDecima atau gelar ke-11+1. 

Andaikan Juventus yang berhasil,maka balas dendam akan kekalahan di final 1998 terbayarkan. hhhhh....sekiranya itu saja tambahannya. Untuk sesion UCL 2017 sendiri, sedari awal saya lebih memimpikan Leicester vs Arsenal yang akan berlaga di partai Puncak. Namun apa daya, keduanya keok dan harus puas membawa koper. Dongeng yang sudah diorientasikan oleh Leicester tidak sampai padai resolusi. Demikian pun Arsenal, mimpi sang Profesor belum terwujud. Mereka sudah dicukupkan untuk selalu menjaga Piala F.A. Entah sampai kapan. 

Thereis another reason: Materi pemain. A ha!!. Ini sudah jelas. Tak perlu disig-sag panjang lebar. Ada siapa saja? Sudah tahu nanya. adeeecch. Memang membosankan,untuk kesekian kali mata ini harus melotot menyaksikan kelincahan Ronaldo mengolah si kulit bundar. Bagai Hukum Gosen jilid II dalam ekonomi, bahwa kenikmatan yang kita dapat setelah menikmati hal yang sama pada titik tertentu pasti akan membosankan. 

Di pihak lain, harus  menganga terheran-heran menyaksikan kecekatan Buffon sang kapten mengailkan bola menjaga agar bola lawan tak termakan umpan jaringnya. Eh, kan masih ada si Dybala, sang pemain kunci Juventus. Lalu, apa saya harus rela begandang cuma menyaksikan si D beraksi. Mending bobo cantik dan bermimpi indah. 

Diakhir conference, saya menepuk pundak sobatku." Sudahlah jangan berkecil hati. Abaikan saja larangan saya. Tetapkan hatimu untuk menonton. Siapkan segala yang ada demi kelancaran menontonmu". Aku mengakhiri pembicaraan. Iapun kaget dengan tepukan saya. Rupanya, omelan saya kepanjangan yang membuatnya mengangguk-anggukan matanya tanda hari sudah hampir malam. Ia bermimpi. Mimpi sedang berada di Cardiff dan menyaksikan pertandingan dari tribunVVIP. Ia duduk bersama Florentino Perrez dan Andrea Agneli, di samping mereka ada Si kuping besar menunggu dijewer. Entakah siapa yang duluan menjewernya. 

Yang pasti saya tidak akan menonton.MEMBOSANKAN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun