Mohon tunggu...
Dr. Jolinda Johari
Dr. Jolinda Johari Mohon Tunggu... Dokter -

Ibu dengan satu orang anak yang bekerja sebagai dokter fulltime di Go Dok. Bagi saya menulis bukan pekerjaan tapi merupakan panggilan jiwa. Baca tulisan saya di www.go-dok.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jarak Aman Mengandung Pasca Keguguran

2 Agustus 2017   16:51 Diperbarui: 3 Agustus 2017   03:08 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: planetmedicalcenter.com

Bagi setiap pasangan yang telah menikah, memiliki buah hati sudah pasti menjadi hal yang diimpi-impikan. Bagaimana tidak? Tawa riang anak tidak hanya akan membuat rumah tangga terasa lebih 'hidup', namun kehadirannya pun memiliki peran penting dalam merekatkan hubungan Anda dengan pasangan. Namun, terkadang kenyataan tidak sejalan dengan impian. Ada saja hal yang menghalangi Anda untuk segera memiliki buah hati, salah satu di antaranya adalah keguguran.

 Ya, kehilangan si buah hati saat ia masih berbentuk janin memang sangat menyesakkan. Tapi, bukan berarti Anda tidak dapat mencoba dan berusaha kembali. Lalu, berapakah jarak waktu yang aman untuk kembali hamil pasca mengalami keguguran?

Harus menunggu tiga bulan sebelum hamil kembali, benarkah?

Dr. Deffy Leksani Anggar Sari, seorang dokter ahli kandungan, menyatakan bahwa umumnya seseorang yang telah mengalami keguguran disarankan untuk menunggu 3 bulan sebelum kembali hamil. Lebih lanjut, badan kesehatan internasional WHO justru menyarankan jangka waktu 6 bulan sebagai jarak aman antara keguguran dengan kehamilan selanjutnya. Alasannya tidak lain karena 6 bulan dianggap sebagai waktu yang ideal bagi wanita untuk memulihkan keadaan psikologisnya serta menghindari timbulnya komplikasi pada ibu hamil serta janin yang akan dikandung.

Ternyata, jarak aman hamil setelah keguguran adalah...

Hasil penelitian yang mengejutkan dikemukakan oleh sebuah studi yang terhimpun dalam jurnal Obstetrics & Gynecology. Studi ini menyimpulkan bahwa seorang wanita yang telah mengalami keguguran bisa mencoba hamil kembali walaupun jarak kedua hal ini belum genap 3 bulan. 

Studi ini juga membantah bahwa jarak yang kurang dari 3 bulan pasca keguguran dapat meningkatkan risiko timbulnya komplikasi pada ibu hamil dan janin. Karena faktanya, berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 998 subjek penelitian ini, 53, 2% dari keseluruhan subjek berhasil melahirkan buah hati meskipun tidak menunggu hingga 3 bulan pasca mengalami keguguran.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pemikiran Enrique F. Schisterman, seorang epidemiologis dari National Institutes of Health, yang menyatakan bahwa tidak ada waktu pasti yang dapat dijadikan patokan jarak antara kehamilan dengan keguguran. Karena menurutnya, faktor psikologis dan fisiologikal-lah yang seharusnya dijadikan acuan sebagai pembatas waktu jeda.

Tips terhindar dari keguguran berulang

Karena paham betul bahwa keguguran merupakan momen paling menyedihkan yang dialami seorang wanita, maka berikut Go Dok paparkan beberapa tips jitu yang dapat dicoba untuk menghindarkan Anda atau kerabat serta sahabat terdekat dari kemungkinan kembali kehilangan janin di dalam kandungan :

  1. Pastikan bahwa makanan yang Anda konsumsi selama masa kehamilan kaya akan nutrisi baik. Sebab apa yang Anda makan akan berdampak langsung pada kesehatan janin. Beberapa pilihan bahan pangan yang dapat dicoba meliputi sayuran, buah-buahan, produk hewani yang tinggi akan protein namun rendah akan lemak jahat --semisal ikan dan daging rendah lemak-, serta susu khusus ibu hamil.
  2. Hindari penggunaan obat-obatan. Meskipun terkesan sepele, namun ada baiknya Anda menghindari konsumsi obat-obatan yang bertujuan untuk menghilangkan demam, batuk, atau keluhan kesehatan lainnya tanpa melalui konsultasi langsung dengan dokter kehamilan. Alasannya tidak lain karena paparan bahan kimia berlebih dapat membuat janin di dalam kandungan rentan mengalami gangguan.
  3. Hindari pekerjaan rumah tangga yang terlampau berat. Mengapa? Sebab, saat melakukannya, otot perut Anda secara tidak sadar telah dipaksa untuk bekerja terlalu keras. Tentunya, hal ini tidak baik bagi kesehatan Anda maupun si jabang bayi.

Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun