Dalam hal pekerjaan, orang Jawa dikenal pekerja yang baik dengan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Berdedikasi tinggi terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin dalam manajemen waktu. Sifat orang Jawa juga suka bekerja keras asalkan yang dilakukan itu tidak merugikan orang lain.
Penolong
Orang Jawa juga dikenal dengan sifat welas asih. Suka membantu orang lain dan memiliki sikap empati yang tinggi. Bahkan di beberapa desa masih sering ditemui kegiatan saling gotong royong (tolong-menolong) ketika ada tetangga yang sedang mempersiapkan hajatan. Jika tidak mampu menolong dengan uang, biasanya orang Jawa akan menawarkan tenaganya untuk membantu sesama.
Bersyukur
Terakhir adalah bersyukur. Selalu mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Orang Jawa tidak suka neko-neko dan lebih suka kehidupannya yang anglaras ilining banyu angeli, ananging ora keli. Asalkan sudah bisa mencukupi kebutuhan, bisa beribadah dengan tenang, tidak punya banyak hutang, sudah sangat disyukuri. Orang Jawa tidak suka menuntut lebih.
Itulah beberapa sifat orang Jawa yang sudah mulai hilang terjajah media sosial. Yang terlihat di media sosial bukan lagi sifat orang Jawa, melainkan sifat Bani Israel yang pernah dijelaskan Prof. Quraish Shihab, yakni keras kepala, ingkar, dengki, menyombongkan diri, dan membangkang.***