Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Penulis - Esais

Penulis buku dan penulis opini di lebih dari 150 media berkurasi. Penggagas Komunitas Seniman NU dan Komunitas Partai Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Rohani di Kabupaten Klaten

22 September 2022   13:08 Diperbarui: 22 September 2022   13:17 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak hijrah ke Klaten, saya berusaha beradaptasi di antara pertentangan budaya Kasunanan dan Kasultanan. Meskipun notabene saya berasal dari Karanganyar yang merupakan daerah kekuasaan Mangkunegaran. Ada beberapa perbedaan fundamental tentang cara mengaplikasikan adat kebudayaan dan tutur bahasa kesopan-santunan sosial.

Sebab tidak terkenalnya Klaten sebagai sebuah kabupaten yang memiliki 26 kecamatan, sebagian warganya lebih bangga mengaku dirinya sebagai orang Solo (Surakarta) atau Jogja (Yogyakarta). 

Dilihat dari basis suporter yang terbelah menjadi dua kubu (Paseopati dan Slemania). Kecemasan lainnya, Klaten dianggap sebagai kota mati - tempat singgah sementara - sebab kondisi geografis yang diapit dua kota besar Jogja dan Solo. Masyarakat Klaten banyak nongkrong dan liburan ke luar kota karena minimnya tempat tongkrongan yang hits.

Namun di antara rendahnya penilaian mengenai Klaten (baca: lebih dikenal Ponggok), daerah ini punya daya tawar wisata rohani yang fenomenal. Bahkan sejak awal menginjakan di kabupaten ini, baru tahu betapa melimpahnya tempat ziarah yang bisa dikunjungi santri digital seperti saya ini. Tentu yang paling utama dikunjungi adalah makam Kiai Melati sebagai tokoh ulama yang menjadi cikal bakal istilah Klaten.

Makamnya di tengah kota Klaten, tepatnya di Kampung Sekalekan, Klaten, Klaten Tengah, Klaten. Kiai Melati merupakan sosok yang babat alas wilayah Klaten. Kata Kiai Melati kemudian muncul menjadi kata Mlaten sebagai sebutan wilayah tempat tinggal Kiai Melati dan sekitarnya. 

Kata Mlaten lambat laun berubah menjadi Klaten. Ada juga yang menafsirkan Melati diambil dari kata malati (mengeluarkan tulah). Itulah kenapa perlu hati-hati sama warga yang asli keturuanan Klaten, omongannya malati. 

Namun ada yang lebih fenomenal dari sosok Kiai Melati yang wajib diziarahi ketika berkunjung ke Klaten, yakni makam pancer wilayah Klaten. Beliau punya pengaruh besar semasa hidupnya menyebarkan agama dan budaya. Sampai ketiganya menjadi tempat ritual wajib "sarjana kuburan" di Klaten.

Berikut daftar lokasi wisata rohani yang direkomendasikan ketika berkunjung ke Klaten:

Ki Ageng Gribik

Bernama asli Wasibagno Timur yang masih keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V. Dikenal sebagai penasehat Sultan Agung yang juga leluhur dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Lokasi makam beliau terdapat di Jatinom, Klaten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun