Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat Cinta untuk Gus Yahya

26 Februari 2023   22:38 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:53 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH.DR. Yahya Cholil Staquf (sumber: timesindonesia)

Bismillah, alhamdulillah, wa sholatu wa salamu ala Rosulillah. Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh...

Pertama, saya berkeyakinan memutus hubungan diplomatik dengan Israel adalah selemah-lemah iman. Sebab ia menutup sepenuhnya pintu dialog, jihad bil lisan, upaya paling rasional untuk mewujudkan keberpihakan pada bangsa Palestina, kepada kemanusiaan. Pilihan ke tiga tak ingin saya bicarakan.

Maka ketika pada 10 Juni 2018, Katib Aam (sekarang Ketua Umum) PBNU, KH. DR. Yahya Cholil Staquf yang waktu itu masih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden berkunjung ke Israel atas undangan American Jewis Community dan dengan lantang menyuarakan keberpihakannya pada Palestina serta mendukung upaya penyelesaian konflik, hati ini mulai ada rasa pada Gus Yahya.

"Kalau tugas pribadi saya ke Israel merepotkan Presiden, ya sudah saya mundur saja dari Wantimpres," ujar Gus Yahya kala menepis keberatan istana. Hmm...

Lalu muncullah halaqoh-halaqoh fiqih peradaban, muktamar internasional fiqih peradaban, R-20, tekad satu abad NU yang di antaranya menolak sistim khilafah dan dukungan pada PBB untuk perdamaian dunia, tak lama setelah Gus Yahya memimpin NU. Sah, aku jatuh cinta padanya.

Di saat diskursus kebangsaan disesaki narasi-narasi banal: copras-capres, komplot sana komplot sini, ganyang anu, sikat itu... Ketika orang gelisah karena tak kunjung mendengar seseorang menyuarakan gagasan-gagasan besar, Gus Yahya menghapus dahaga.

Bila marwah bangsa dikangkangi pemujaan pada materi: elektabilitas, tingkat kepuasan, ancaman geopolitik dan krisis global, kecanggihan dan kemegahan IKN Nusantara, jalan tol, tingkat pertumbuhan... Gus Yahya bicara tentang manusia dan kemanusiaan. Gus Yahya bicara tentang memimpin peradaban, membawa NU, Indonesia, Islam berkhidmat untuk kemanusiaan.

Oo... limbung nalar ini dimabuk asmara pada keluhuran jiwamu kekasihku.

Sayang terlalu bersahaja kado cinta yang mampu kupersembahkan. Sekadar do'a tanpa kata, sekadar do'a tanpa kata.

Gus, ku tak harap cintaku berbalas. Aku hanya ingin bisa setiap saat mengikuti gerak langkahmu, mendengar indah kata-katamu, mereguk setetes dari samudera ilmu. Dengan bertawasul pada youtube tentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun