Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Pintar Atasi Sedimentasi Rawa Pening

20 November 2021   20:47 Diperbarui: 20 November 2021   21:49 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relawan NLJ menyiapkan berbagai bibit tanaman pertanian untuk disumbangkan pada petani (dok. NLJ) 


Sayangnya, kapasitas produksi produk inovasi pertanian di  nursery farm NLJ masih sangat minim.  Rata-rata sebulan NLJ hanya mampu mengolah 20 hingga 60 meter kubik sedimen Rawa Pening. 

"Itu karena kami masih fokus memanfaatkan sedimen untuk media persemaian.  Volumenya juga belum besar karena biarpun kajian ilmiah dari berbagai aspek sangat positif, pengguna blok soil masih terbatas oleh kelompok-kelompok tani binaan dan mitra kami saja, " Joko Windoro, ketua komunitas NLJ menambahkan, "kalau penggunaan blok soil meluas, tentu sedimen yang kami butuhkan juga meningkat. "


Joko kemudian merinci angka-angka yang menunjukkan potensi penyelesaian masalah sedimentasi Rawa Pening jika material sedimen digunakan untuk pembuatan pupuk organik dan atau substrat untuk me-recovery lahan kritis.

"Pupuk organik membutuhkan raw  material berupa sedimen dua hingga tiga kali lipat dibanding untuk media persemaian. End user-nya juga lebih besar. Untuk substrat recovery lahan kritis, misalnya bekas tambang galian C,  volumenya jauh lebih besar lagi. Seluruh sedimen Rawa Pening diangkst pun saya kira tak cukup untuk merecocery lahan kritis di Jawa Tengah saja, " ujarnya. 

Apalagi pembuatan pupuk dan substrat fertil yang dimaksud juga membutuhkan bahan baku bokhasi dari olahan Enceng Gondok yang cukup besar. "Cacahan Enceng Gondok bahkan bisa diolah sebagai pakan ternak berbasis kiambang. Kami sedang mencoba itu, " kata Joko. "

Tentu untuk kapasitas sebesar itu NLJ tidak bisa bekerja sendiri. Saya dengar, Pak Bas (Menteri PUPR, Basuki Hadimiljono, pen.) sebagai Ketua Harian Dewan Pengarah TPDPN membuka pintu seluas-luasnya untuk keterlibatan masyarakat dan NGO dalam menyelamatkan Rawa Pening," Joko menambahkan sembari tertawa.


Sebagai komunitas pegiat pelestarian lingkungan yang independent, NLJ tak hanya menunggu sambutan tangan pemerintah. Sejak Oktober 2021, NLJ bermitra dengan Yayasan Indonesia Care, Jakarta dan Relawan Tani, Jawa Tengah menginisiasi program "Konservasi Rawa Pening dan Bibit Gratis untuk Petani".


"Masih tahap konsolidasi dan pemetaan. InsyaAllah program akan kami launching Januari 2022," papar Joko.


Selain sebagai media edukasi bagi petani dan sosialisasi produk ramah lingkungan dalam  pertanian, program NLJ juga dimaksudkan untuk mengajak masyarakat luas peduli terhadap lingkungan hidup dan membantu kaum tani menjadi penyintas pandemi Covid-19 yang dampaknya memukul telak sektor riil, termasuk pertanian.


Join yuk, gaes... ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun