Mohon tunggu...
Joko Winarto
Joko Winarto Mohon Tunggu... profesional -

Change Agen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rahasia Tukang Sedot Tinja

11 Oktober 2011   09:41 Diperbarui: 4 April 2017   17:18 8906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rahasia Tukang Sedot Tinja (Oknum)

Apabila Anda memperhatikan tiang listrik atau tiang telepon di situ terdapat tempelan yang bertuliskan Sedot WC hub… bahkan di perumahan-perumahan pagar-pagar tembok itu ditempeli setiker yang bertuliskan sedot WC hub….

Omong punya omong, saya punya kenalan seorang tukang sedot WC yang jabatannya yaitu sebagai kenek mobil tinja sebut saja namanya Barja (nama samaran). Barja ini ngobrol ngalor ngiduldengan saya dalam perjalanan mudik lebaran tiga tahun yang lalu.

Barja ini bercerita panjang lebar mengenai lika-liku suka dukanya menjadi tukang sedot tinja. Pada awalnya sebagai tukang sedot tinja yang baunya ampun-ampunan, perut mual terus. Tetapi lama kelamaan sudah terbiasa dan tidak mual lagi.

Setelah persoalan bau tinja sudah tidak membuat mual, justru ada hal yang mengganjal yang semula tinja membuat mual sekarang gilirannya hati yang di bikin sopir menjadi mual sehingga membuat hati tidak tenang dimana kerja tidak sesuai dengan hati nuraninya. Ingin jujur diomel-omeli sopirnya, tidak jujur bertentangan dengan hati nurani.

Pekerjaan sebagai penyedot tinja akhirnya hanya bisa dijalani selama dua tahun saja oleh Barja. Capek rasanya bekerja yang bertentangan dengan hati nurani. Na selama dua tahun ini Barja mengaku selalu tidak jujur karena kalau jujur diomeli sopirnya. Ceritanya begini, Barja dalam menyedot tinja, walaupun mobil berbunyi berjam-jam tetapi tinjanya yang tersedot hanya sedikit yang penting baunya sudah menyebar, kelihatan nyedotnya dan jarang pemilik tinja itu mengecek cepitengnya sudah habis apa belum kotorannya.

Kenapa hal ini dilakukan? ini perintah sopirnya, dengan tujuan satu tangki mobil bisa dugunakan untuk menyedot beberapa tempat. Kalau tidak begitu dua orderan saja sudah penuh tangkinya. Selain itu membuang tinjanya juga susah.

Maka sopirnya benar-benar tobat kalau ada pemilik rumah yang menyewa sedotannya turun tangan membawa galah dan memasukkan galah ke cepiteng tersebut untuk mengecek kotorannya sudah habis apa belum. Artinya kalau seperti itu ya mau tidak mau kotoran itu harus disedot sampai habis.

Barja juga bercerita, karena mungkin sopirnya agak jengkel karena pemilik cepiteng bawa-bawa galah dan mengeceknya, pada saat parker mau meninggalkan tempat penyedotan parker mundur dan ban belakang kejeblos ke got dan susah keluarnya, sopirnya ngomel “dasar kenek tai” keneknya membalas “lo juga soper tai”. Setelah diganjal kayu baru mobil tai (maaf) tersebutbisa keluar dari got. Diperjalanan sopirnya menggerutu terus gara-gara ada yang bawa-bawa galah.

Inilah cerita Barja yang pernah bekerja menjadi tukang sedot tinja yang berjabatan kenek dan dijalaninya kurang lebih dalam kurun waktu dua tahunan. Semoga cerita ini bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun