Mohon tunggu...
Joko Wahyono
Joko Wahyono Mohon Tunggu... -

Pengelola Lembaga Pendidikan, Nara Sumber Seminar, Penulis Buku. Buku yang telah ditulis ; Sekolah Kaya Sekolah Miskin, Guru Kaya Guru Miskin (Gramedia Group) dan Cara AMPUH Merebut Hati Murid (Erlangga Group).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Menjadi Ayah yang Bijak

1 Oktober 2013   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam buku saya yang ketiga, yang sedang dalam proses penyelesaian, saya menulis bahwa dalam membangun karakter anak, salah satu yang harus mendapat perhatian orang tua adalahmembangun kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal seseorang menjalankan aktivitasnya, pasti akan menghadapi masalah dan tantangan hidup. Ada 2 pertanyaan ketika masalah tersebut datang kepadanya. pertama adalah “Apa yang saya perbuat sehingga masalah itu datang kepada saya” dan yang kedua, “apa yang harus saya perbuat untuk menyelesaikan masalah tersebut”

Mengapa masalah itu datang kepada diri kita?; Penyebab permasalahan itu bisa saja datang dari diri sendiri atau datang dari luar. Saya jadi teringat ketika saya masih berusia sekitar 10 tahun dan masih duduk di kelas 4 SD. Ketika itu, saya mempunyai teman sebaya tetangga berjarak 3 rumah dari rumah saya. Teman sebaya saya ini bernama Aliong dari etnis Tionghoa. Saya dan Aliong selalu bermain bersama, kadang akrab, dan kadang bertengkar. Suatu ketika kami bertengkar, dan saya memukulnya dan mengucapkan kata-kata kasar mengikuti teman-teman pribumi saya. Karena belum sempat membalas, dan saya sudah berlari ke rumah. Aliong kesal, mengambil batu dan melemparkannya ke atap rumah saya yang terbuat dari seng. Kontan saja Ayah saya kaget mendengar suara batu dari atap rumah tersebut. dan lalu, menanyakan kepada saya.

“Siapa yang melempar rumah kita?’ tanya Ayah

“Aliong Yah !” jawab saya dengan harapan ayah akan marah kepada Aliong yang melempar batu ke atap rumah.

“Kenapa Aliong melempar rumah kita?” tanya Ayah menyelidik.

“Nggak tahu …!” Jawab saya sambil menggeleng pelan. Tampaknya ayah mulai curiga.

“Sekarang kamu pergike rumah Aliong, tanyakan kepadanya kenapa dia melempar rumah kita !” perintahnya tegas. Jelas saja saya tidak berani datang ke rumah Aliong, karena sayalah yang tadi berkata kasar dan memukulnya lalu lari ke rumah.

“Kenapa tidak pergi? Apa yang kamu perbuat sehingga Aliong melempar rumah kita?” kali ini ayah bertanya dengan tatapan mata yang tajam.

Saya berdiam diri gemetar ketakutan. Ayah mengulangi pertanyaannya dan saya mulai takut dan menangis

“Ayah suka kalau kamu berkata jujur” kata ayah melunak. Lalu, saya mengakui kesalahan, dan mengatakan telah berkata kasar kepadanya dan memukulnya. Dan berjanji akan minta maaf kepada Aliong. Kemudian ayah mulai bercerita tentang pentingnya berbuat baik kepada tetangga. Tetangga kita itu seperti saudara kita, kita harus saling membantu. Sebab kalau suatu waktu diantara kita mengalami kesulitan, orang yang paling dekat membantu adalah tetangga kita yang dekat, bukan saudara atau kerabat kita yang jauh.

Sejenak kemudian Ayahnya Aliong bersama Aliong datang ke rumah meminta maaf karena Aliong telah melempar rumah kami, dia bersedia mengganti kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan anaknya. Pada kesempatan yang sama Ayah juga menyampaikan permohonan maafnya karena saya telah berkata-kata kasar dan memukul Aliong. Saya dan Aliong diminta bersalaman dan saling memaafkan. Setelah kejadian tersebut, hubungan kami semakin akrab, terlebih-lebih ketika kuliah, Aliong mengambil jurusan teknik sipil, sama seperti basic pendidikan ayah, sehingga Ia lebih sering belajar, berdiskusi dan berdebat bersama ayah, dibandingkan kami anak-anaknya, karena tidak satupun dari kami yang mengikuti jejak ayah di teknik sipil. Chan Liong nama lengkap Aliong, merupakan sahabat yang baik dan sampai saat ini sudah menjadi bagian keluarga besar kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun