Mohon tunggu...
J.A Pakpahan
J.A Pakpahan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis/penyair/pembaca puisi

Menuliskan realita ke dalam sebuah puisi adalah caraku berdamai dengan kegagalan _J.A Pakpahan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Tanah Ini

5 Oktober 2022   18:33 Diperbarui: 5 Oktober 2022   18:45 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac


DI TANAH INI

Di tanah ini, darah tak berarti
Dari ujung pandang kilauan cahaya adalah belati
Sorak sorai para pemuja berujung api
Tinggallah ayah, ibu serta anak dan cucu meratapi 

Di atas rumput yang hijau mereka pergi
Menjadikan sejarah baru dalam negeri
"Apalah arti setetes darah, jika pulang tanpa kemenangan"
Sementara sirine ambulance terus saja bersautan

O, pemuda-pemudi
Gas air mata bertebaran di udara rumput hijau,
Siapa yang akan disalahkan?
Cintamu menyulut prahara berujung petaka
Tanah airku berduka!

Di tanah ini darah tak berarti
Tak kenal satu bangsa, satu tanah air
Dari tragedi berdarah antara jendral dan ajudan
Sampai rumput hijau menjadi genangan darah putra putri kami

O, tragedi silih berganti
Belati dimana-mana!
Di tanah ini!
Di tanah ini!!
Setetes darah tak ada arti

Jack Captain
Jambi, 02-10-2022

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun