Mohon tunggu...
J.A Pakpahan
J.A Pakpahan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis/penyair/pembaca puisi

Menuliskan realita ke dalam sebuah puisi adalah caraku berdamai dengan kegagalan _J.A Pakpahan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berhentilah Air Mata

27 Juli 2022   15:55 Diperbarui: 27 Juli 2022   16:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

BERHENTILAH AIR MATA

Aku adalah perisai yang kemarin kau pilih
Berdiri sebagai pilar benteng pertahanan
Dipundak serta dadaku cinta pada negeri
Tapi, aku tak mengerti maksud tersembunyi!  

Bajuku dilucuti, tubuhku terkoyak
Luka-luka penuh darah meregang nyawa
Keji memang, sudah tutup usiaku
Rompi, gelar tertinggi serta keluh kesah bersatu
Tapi, aku tak mengerti maksud tersembunyi!

Aku bukan teroris atau kehendak surgawi
Timah panas aku tak berdaya
Jari terputus teriakku terdengar sepi
Sekali lagi, aku tak mengerti maksud tersembunyi!

Oh
Pemilik hati dan jiwa!
Lihatlah, ibuku bergelut air mata meratapi
Empat belas hari aku pergi masih belum kutemukan jawaban tersembunyi!

Oh
Pemilik gunung dan lautan!
Lihatlah, peti mati telah dibuka kembali
Tunjukan jawaban dari jiwa yang memudar
Sampaikan pada garuda maksud tersembunyi!
Agar air mata segera terhenti
Dan jiwaku tenang bersamamu

Tuhan semesta alam

Jack Captain
Jambi, 25-07-2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun