Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Sukar Kendalikan Pandemi, FDI Bisa Lari?

19 Juli 2021   16:20 Diperbarui: 28 Juli 2021   11:02 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eksodus WN Jepang dan keluarga tiba di Bandara Narita setelah meninggalkan Indonesia (sumber: Kyodonews.net)

Namun demikian angka laju FDI mengalami stagnasi pada tiga bulan pertama 2021 yang mencatat penurunan sebesar 0.8%. Bagaimana kecenderungan FDI selanjutnya?

Resiliensi terhadap Pandemi

FDI pada sisa tahun 2021 nampaknya akan ditentukan oleh kemampuan Indonesia meratakan lalu menurunkan angka kasus baru COVID-19. 

Walaupun kita boleh berbangga karena Indonesia dengan 40,6 juta warga negaranya yang sudah mendapat vaksinasi sehingga menduduki peringkat pertama di ASEAN (Worldometer, 19 Juli 2021), sebenarnya kita harus mengakui juga bahwa vaksinasi adalah senjata pamungkas melawan COVID-19.

Sementara Viet Nam, Thailand dan Malaysia yang merupakan pesaing utama Indonesia dalam memperoleh investasi asing sudah pernah berhasil menurunkan angka pertumbuhan kasus COVID-19 baru, harus diakui bahwa hal itu belum terjadi di Indonesia. Saat negara-negara ASEAN lain bisa mengatakan bahwa serangan galur delta adalah gelombang kedua atau gelombang ketiga COVID-19, harus diakui bahwa Indonesia belum pernah keluar dari gelombang pertama. 

Hal ini menunjukan bahwa tindakan non-vaksinasi melawan COVID-19 di negeri kita tidak pernah efektif melawan pandemi. Kampanye 3M disertai dengan berbagai episode pembatasan pergerakan seperti PSBB, PPKM, PPKM Mikro, PPKM darurat beserta segala tindakan isolasi, penelurusan dan pelacakan jauh dari efektif.

Jika kemampuan Indonesia untuk bisa menghadapi pandemi tanpa vaksinasi menjadi suatu faktor yang diperhitungkan oleh investor untuk menanam modalnya, maka jelas kita akan keteteran. Jika the World Economic Forum memasukan faktor "resiliensi terhadap pandemi" tersebut menjadi salah satu indikator untuk menghitung easiness of doing business, tentu peringkat NKRI dalam kemudahan berbisnis akan jeblok.

Kemungkinan bahwa pandemi COVID-19 bukanlah yang terakhir bukan tidak mungkin akan menjadikan resiliensi suatu negara terhadap pandemi menjadi satu ukuran kemudahan berinvestasi dan berbisnis di suatu negara.

Dua solusi: jangka pendek dan panjang

Ada dua solusi yang mau tak mau harus kita lakukan pada jangka pendek dan jangka panjang.

Jangka pendek: mempercepat vaksinasi terutama yang mengarah pada sektor-sektor terbesar dan terpenting tujuan FDI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun