Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tuhan, Recehkanlah Hatiku!

13 Juli 2021   18:02 Diperbarui: 14 Juli 2021   05:29 1753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun Michael Kountouris (politico.com)

"Hati yang gembira, obat yang yang manjur!" - Dr. Terawan Agus Putranto

Jangankan dua jenak, sejenak pun tiada pernah saya ragu akan kebenaran kalimat Dr Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan (Menkes) kita ini. Coba kalau Beliau masih Menkes, mungkin di situasi pandemi yang makin menggalaukan ini, kita tidak akan terlalu stress. 

Jangan dianggap main-main, ada banyak riset ilmiah di balik kalimat Beliau yang tidak bisa kau komplain. 

Penelitian Costanzo et al., (2004) membuktikan bahwa menjadi lebih gembira akan membuat sistem imunmu menjadi kuat. Cohen et al., (2006) memperlihatkan bahwa hati yang gembira akan mengurangi resiko demam dan infeksi pernafasan, lalu Cohen et al., (2003) menyimpulkan bahwa orang yang paling tidak happy akan tiga kali lipat lebih mudah untuk mengalami demam dibandingkan kawan-kawannya yang lebih happy.

Masih nggak percaya pada perkataan Dr Terawan?

Begini saja: kalau kamu sakit, lebih baik hatimu gembira. Kalau hatimu gembira, lalu kamu sembuh artinya kamu untung dua kali. Kalau hatimu gembira, tapi belum sembuh juga, artinya kamu sudah untung satu kali. Kalau hatimu nggak gembira dan kamu belum sembuh juga, lantas mau jadi apa? 

Okay ya, nggak ada pilihan selain percaya bahwa hati yang gembira obat yang manjur. Fix no debat.

Lalu bagaimana membuat hati yang gembira? 

Di Jurnal Penelitian tentang Kepribadian, Martin et al., (2003) mengungkapkan bahwa humor yang mengakrabkan (affiliative) dan humor yang membangun (self-enhancing) akan membuat suasana hati lebih baik atau dengan kata lain lebih gembira.

Jadi bisa disimpulkan dong, bahwa di situasi yang kelam seperti pada puncak pandemi ini, kita perlu banyak-banyak mengonsumsi humor yang membangun dan yang mengakrabkan agar hati tetap gembira dan kesehatan terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun