Mohon tunggu...
Joko Prastio
Joko Prastio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah UNAND

Mencoba Sebisa mungkin "Nothing Impossible in your life"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Surau Seolah Tempat yang Dilupakan

11 September 2021   13:07 Diperbarui: 11 September 2021   13:13 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bekas) Surau Tabiang, Tanjung Barulak, Tanah Datar yang menjadi rumah.

Surau merupakan salah satu bangunan yang cukup penting bagi masyarakat Minangkabau. Keberadaan Surau bahkan sudah ada sejak Islam masuk ke wilayah Minangkabau, yaitu pada zaman Hindu-Budha. 

Surau digunakan sebagai bangunan kebudayaan dan adat, yang juga dimanfaatkan sebagai tempat ritual agama Hindu-Budha. Surau menjadi tempat untuk mempelajari adat, musyawarah, dan membahas hal-hal yang dapat memberikan solusi ideal terhadap masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Selain dijadikan untuk kegiatan adat dan agama, surau dulu juga dijadikan sebagai tempat kegiatan yang edukatif bagi para remaja-remaja dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang positif pada malam hari. 

Kalau dilihat ke belakang boleh dikatakan bahwa Sumatera Barat dan khususnya di Minangkabau banyak menghasilkan tokoh nasional bahkan sampai ke kancah internasional. 

Siapa saja diantara nya?, Tentu orang-orang yang sangat berjasa terhadap perkembangan dan kemerdekaan negeri ini diantaranya; Mohammad Hatta, M. Yamin, H. Agus Salim, Hamka, Sutan Sjahrir dll.

Jika dilihat dari masing-masing latar belakang kehidupan tokoh-tokoh tersebut, memang mereka di kala remaja senantiasa sangat dekat dengan surau.. 

Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa surau sangat memiliki andil besar dalam menjadikan mereka memiliki kepribadian yang kuat, memiliki kecerdasaan diatas rata-rata, peka terhadap kehidupan sosial masyarakat sehingga menjadikan mereka tokoh yang berkualitas dan disegani.

Ada pernah penulis dengar bahwa dulu kalau seorang anak laki-laki minang mendekati masa remaja masih tidur dirumah orangtuanya, maka dia akan ditertawai dan diolok-olok oleh teman seangkatannya sebagai "Bujang Gadih" (lelaki banci), anak manja, dan ada sebutan lainya. 

Maka dari itu remaja pada saat itu hanya pada siang hari di rumah dan pada malam hari akan ke surau. Di surau tersebutlah semua kegiatan dan aktifitas remaja pria dimalam hari berlangsung, mulai dari belajar mengaji/belajar agama, belajar adat/budaya dan kesenian Minang Kabau, belajar bela diri/pencaksilat, dan kegiatan lainnya.

Yang rajin belajar mengaji dan menekuni agama dewasanya mereka menjadi ustadz/pemuka agama, maka lahirlah ulama-ulama besar seperti Buya Hamka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun