Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi dalam Bayang Resesi

28 September 2020   14:37 Diperbarui: 28 September 2020   14:45 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pandemi Covid-19 telah mengguncang perekonomian dunia. Dalam enam bulan terakhir, sejumlah negara terjurumus dalam resesi akibat kemerosotan ekonomi. Di Indonesia, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan sejak pertengahan Maret 2020 membuat mayoritas sektor ekonomi tumbuh negatif (terkontraksi).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi secara year on year (y o y) kuartal kedua tahun 2020 terkontraksi atau tumbuh negatif 5,32 persen. Pada kuartal yang sama tahun sebelumnya (y o y), ekonomi hanya tumbuh tipis sebesar 2,97 persen, fakta ini memicu kekhawatiran jatuhnya perekonomian ke dalam resesi.

Sinyal resesi

Deflasi yang kemarin (1/09) diumumkan oleh BPS sebesar minus 0,05 persen setidaknya menjadi sinyal bahwa perekonomian kuartal tiga tahun 2020 kembali terkontraksi. Hal itu dipicu oleh masih negatifnya sentimen ekonomi akibat pandemi yang belum pasti kapan usainya, turbulensi ekonomi "terpaksa" berjalan demi menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran.

Diketahui, penyebab deflasi tertinggi pada Agustus ini berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu sebesar minus 0,86 persen dengan andil terhadap deflasi sebesar minus 0,22 persen. Selain itu, kelompok transportasi masih menderita deflasi sebesar minus 0,14 persen karena adanya kecemasan masyarakat terhadap penyebaran Covid-19 pada penggunaan transportasi umum.

Fakta di atas menjadi potret bahwa resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 di kuartal tiga masih terjadi. Deflasi telah berlangsung sejak bulan Juli 2020, yakni sebesar minus 0,1 persen. Dengan asumsi situasi ekonomi bulan September 2020 dibanding bulan yang sama tahun 2019, deflasi akan terulang kembali. Oleh karena itu, apabila penanganan Covid-19 tidak diakselerasi, maka resesi akan terus membayangi perekonomian.

Upaya pemulihan

Meski memiliki karakteristik, kewilayahan, dan budaya yang berbeda, Indonesia tetap perlu belajar dari negara lain dalam upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Minimal dari beberapa negara mitra dagang seperti Cina, Uni Eropa, dan Vietnam.

Dahsyatnya gempuran Covid-19 memicu ekonomi Cina lumpuh total. Namun, hal itu tidak menyurutkan ekonomi bangkit kembali. Pada kuartal pertama 2020, ekonomi Cina tumbang dengan pertumbuhan ekonomi minus 6,8 persen. Dengan melakukan kebijakan lockdown, PSBB, menjamin pasokan pangan serta kesehatan bagi penduduknya, ekonomi Cina pada kuartal kedua 2020 melesat dengan pertumbuhan 3,2 persen.

Uni Eropa juga berjuang keluar dari perangkap resesi dengan melakukan efektivitas pemberian stimulus ekonomi. Misalnya, melakukan pemulihan sektor ekonomi melalui dana pinjaman penyelamatan senilai 889 juta dolar serta melakukan ekspansi anggaran. Sebagai antisipasi terjadinya krisis, program darurat obligasi senilai 1,35 triliun euro juga dilakukan.

Beda lagi dengan Vietnam, mereka memberlakukan kebijakan lain, seperti penundaan, penghapusan, atau pemotongan pembayaran bunga atas pinjaman bank komersil pada perusahaan yang terdampak Covid-19; restrukturisasi dan penganekaragaman pasar ekspor, memeriksa seluruh sektor yang melakukan transaksi perdagangan dengan Cina dengan membangkitkan ritel; serta mendorong produksi sektor pertanian untuk menjamin kebutuhan dalam negeri. Terbukti, kebijakan itu mampu menahan pertumbuhan ekonomi Vietnam dalam dua kuartal tetap positif, meski sedikit tertekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun