Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Analisis Kluster Karakteristik Pendidikan Indonesia Terhadap Negara Maju Dan Negara Sedang Berkembang Tahun 2009

30 November 2015   08:35 Diperbarui: 30 November 2015   09:48 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasio murid dan guru pada pendidikan dasar marupakan perbandingan antara jumlah murid terhadap jumlah guru pada sekolah dasar. Rasio murid dan guru pada pendidikan lanjutan merupakan perbandingan antara jumlah murid terhadap jumlah guru pada sekolah lanjutan. Persentase pengeluaran untuk pendidikan terhadap total pengeluaran pemerintah merupakan nilai total pengeluaran pemerintah yang dialokasikan sebagai pembiayaan di bidang pendidikan terhadap total pengeluaran pemerintah.

Persentase pengeluaran untuk pendidikan terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan persentase dari perbandingan nilai total alokasi pengeluaran di bidang pendidikan terhadap total PDB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO, 2009). Dengan demikian nantinya dapat menjadi bahan acuan bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil langkah prioritas dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Metode

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari UNESCO dengan referensi tahun 2009. Pengambilan referensi tahun 2009 dalam penelitian ini lebih pada ketersediaan data dari negara-negara yang terpilih sebagai sampel. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan untuk melihat karakteristik pendidikan di berbagai negara adalah rasio murid dan guru pada pendidikan dasar, rasio murid dan guru pada pendidikan lanjutan, persentase pengeluaran untuk pendidikan terhadap total pengeluaran pemerintah, persentase pengeluaran untuk pendidikan terhadap total PDB, dan angka kematian balita per seribu kelahiran (UNESCO, 2009).

Sementara itu, sampel negara-negara yang akan dilihat karakteristik pendidikannya, antara lain: Singapura, Malaysia, Indonesia, Amerika Serikat, Finlandia, Polandia, Afrika Selatan, Ethiopia, dan Afrika Tengah. Pemilihan negara kedelapan negara tersebut selain adanya keterbatasan data juga masing-masing negara diambil untuk mewakili karakteristik negara berdasarkan kriteria UNDP, yaitu negara maju dan negara yang sedang berkembang.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster analysis (analisis gerombol). Analisis klaster merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang relatif homogen yang disebut sebagai klaster. Objek dalam tiap klaster cenderung memiliki kemiripan satu dengan lainnya, sedangkan antar klaster heterogen.

Analisis klaster terbagi menjadi dua metode, yaitu hierarchical clustering methods dan nonhierarchical clustering methods. Tata cara pengelompokan secara hierarki seperti struktur organisasi sehingga objek atau elemen yang berada di klaster tertentu dapat ditelusuri kenapa objek tersebut berada pada klaster yang bersangkutan.

Sementara itu, penelusuran elemen dalam klaster tertentu tidak dapat dilakukan pada metode klaster nonhierarki. Pengelompokan secara hierarki biasanya digunakan ketika jumlah sampel relatif sedikit, sedangkan pengelompokan nonhierarki digunakan ketika jumlah sampel banyak. Selain itu, pada metode klaster hierarki, objek atau elemen yang sudah masuk dalam satu klaster, tidak dapat masuk lagi ke klaster yang lain, sedangkan pada metode klaster nonhierarki bisa karena tidak bersifat unik.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka metode pengelompokan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengelompokan secara hierarki.

Berdasarkan prosesnya, metode klaster hierarki dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu agglomerative hierarchical methods dan divisive hierarchical methods. Pada teknik penggabungan (agglomerative), tiap-tiap objek mulanya dianggap sebagai satu klaster tersendiri. Kemudian dua klaster digabungkan berdasarkan kriteria tertentu dan seterusnya sehingga akhirnya diperoleh satu klaster yang berunsurkan semua objek. Sebaliknya, pada teknik pembagian (divisive), mulanya dari satu klaster yang berunsurkan semua objek dibagi menjadi dua klaster.

Kemudian masing-masing klaster dibagi lagi menjadi dua klaster dan seterusnya sampai terbentuk klaster sebanyak objek tersebut. Fokus pada penelitian ini menggunakan teknik penggabungan. Prosedur penggabungan hierarki terdiri dari: single linkage (jarak minimum), complete linkage (jarak maksimum), dan average linkage (jarak rata-rata). Penelitian ini menggunakan prosedur single linkage. Artinya, proses pengklasteran didasarkan pada objek yang memiliki jarak paling dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun