Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kunci Surga

18 Januari 2020   11:09 Diperbarui: 18 Januari 2020   11:14 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas manusia berkurang dari masa ke masa. Dari segi pengetahuan dan keingintahuan. Dari bertatakrama tentang sopan santun dan menyadari kemampuan diri. 

Zaman dahulu kita diajarkan tentang kerendahan hati tentang ilmu padi semakin tua semakin merunduk. Namun zaman sudah berbalik dimana orang buru-buru ingin berada di depan dengan ilmu yang seadanya. Masyarakat muslim dulu waktu salat jamaah pada kompak mundur ke belakang (makmum) karena menyadari ilmu agamanya di bawah yang lain. 

Namun sekarang siap mengajukan diri mengucap takbir untuk mengimami jamaah lain. Kerendahan hati manusia menurun karena kepercayaan diri yang terlanjur menguasai nafsu manusia.

Menurunnya kualitas hidup manusia dipengaruhi berbagai faktor. Tentang kehormatan yang sudah digadaikan. Pengetahuan yang distratakan menjadi kesekian seiring perkembangan teknologi yang dirasa mampu menutup apapun yang menjadi kurangnya ilmu pengetahuan. 

Mendebatkan segala sesuatu tanpa landasan dan dasar. Menggunjing tanpa fakta karena diselimuti nafsu. Dan iri terhadap apa yang diraih sekelilingnya yang dirasa menurunkan kualitas diri terhadap yang lain.

Kuantitas manusia yang semain membludak di setiap daerah tidak diikuti dengan kualitas yang seharusnya semakin baik dari manusia itu sendiri. Kualitas hidup dapat diukur dengan berbagai kriteria, tak melulu tentang pengetahuan namun juga ada akhlak terhadap sesama, lingkungan dan agamanya. 

Pembelajaran tersebut semakin menghilang seiring perkembangan teknologi yang memaksa manusia menikmati hari dengan segala kebimbangan dan keributan antar sesama di media sosial atau internet.

Kunci Surga

Dalam pemberitaan akhir ini lebih meprihatinkan. Dimana antar kelompok (aliran) agama saling membenarkan diri. "kamu menjadi jamaahku saja, berdasarkan akidahku, insyaallah dijamin surga. 

Karena aku membawa kebenaran sesuai syariat Allah dan Nabi." Dan itulah kemudian saya simpulkan bahwa kunci surga berada di tangan ulama X yang notabene hamba Allah. 

Berbeda dengan KH Hasyim Asyhari, yang ketika santrinya di Yogyakarta curhat kepada beliau tentang keresahan akidah yang dibawakan KH. Ahmad Dahlan. Memang mereka berdua merupakan tokoh besar organisasi Islam (Prndiri NU dan Muhammadiyah) di Indonesia dengan akidah yang berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun