Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Phobia Tuhan

23 Oktober 2019   10:35 Diperbarui: 23 Oktober 2019   10:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Phobia kok sama Tuhan?

Sebelumnya saya mohon maaf kepada Tuhan yang Maha Welas dan segenap manusia yang mem-phobia-kan Tuhan. Phobia berasal dari kata yunani "phobos" yang berarti lari, cemas, dan ketakutan. Phobia adalah keadaan irrasional yang dialami manusia karena cemas dan takut pada makhluk, benda, atau sesuatu tempat yang tiada henti. Kadang manusia yang menderita phobia sering berlebihan saat menghadapi hal yang diphobiakan. Seperti phobia kecoa, badut bahkan balon. Lantas bagaimana bisa phobia sama Tuhan?

Saya akan menganalisis tentang penafsiran manusia terhadap Tuhan yang suka diabaikan. Mereka mengaku takut akan siksaan yang Tuhan janjikan apabila melanggar perintah dari sang Maha. Manusia takut berdosa karena Tuhan. Manusia takut berontak karena Tuhan. Manusia takut akan takdir Tuhan. Tuhan begitu mencekam di mata manusia.

Sedikit merasa aneh pada beberapa di antaranya yang mulai menerka Tuhan dengan akal pikiran mereka sendiri. Sehingga menjadikan sama dengannya. Tuhan yang dipersempit maknanya.

Manusia mentaati perintah Tuhan dengan keyakinan masing-masing. Tuhan yang penuh kekuatan ruh nurani dan membungkam segala aspek filsafat dan sains. Dicari dan tak pernah terjangkau oleh akal duri manusia picik yang meraba-Nya. Tuhan dan takdir begitu menakutkan baginya. Padahal itu jelas bukan sifat-Nya yang maha Pemurah dan Welas Asih.

Di lain sisi, welas asih Tuhan malah dijadikan foya-foya segelintir dari mereka untuk menikmati kehidupan yang katanya "amung mampir ngombe". Dengan identitas agama di KTP-nya mereka meyakini Tuhan maha baik dan menjaminnya masuk surga. Benarkah? Biarkan Tuhan yang menentukan.

Tuhan maha hakim. Saat dipengadilan. Tersangka, terdakwa akan begitu ketakutan kepada hakim. hukuman apa? Seberapa lama? Dan macam sebagainya. Tuhan diphobiakan.

Ketika Tuhan menakdirkan kematian. Manusia menggerong-gerong meminta ditambahkan umurnya karena merasa masih banyak dosa. Sekalinya "kun fayakun" ditambah umur manusia tersebut malah semakin menggila ke naifannya kepada Tuhan. Yang phobia semakin phobia, yang sembuh dari phobia semakin menginjak-injak yang sempat diphobiakan.

Ketika Tuhan menghidangkan surga dan neraka. Manusia phobia pada neraka. Semua menginginkan surga. Sekali lagi Menginginkan Surga, bukan Tuhan. Karena mereka phobia Tuhan.

Ketika diberi cobaan manusia sinis pada Tuhan. Cemas. Dan akhirnya phobia sama Tuhan. Bahkan lebih ekstrim lagi mereka menghapus Tuhan dalam kamus otak dan hati mereka.

Semakin diberkahi kematangan pemikiran dan era. Manusia semakin menjanjikan dirinya sendiri. Ilmunya digunakan untuk membunuh Tuhan dalam dirinya. Sampai pada suatu saat mereka hampa dan butuh Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun