Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Ragu Dituduh Sesat

21 Februari 2019   08:54 Diperbarui: 21 Februari 2019   09:04 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buat perenungan saudara/ saudariku yang mendadak islami. Dari saya, pria hampir tampan yang kalian tuduh sesat dan kafir.

Bukannya saya eyel kalau kalian kasih wejangan, 

"Tahlilan itu bidah. Lihat pendapat ulama anu dan anu".
"Mas, sebagai teman yang sangat peduli terhadapmu. Aku cuma mau bilang kalau ziarah kubur itu dilarang. Bisa menimbulkan kesyirikan. Nanti bisa jadi kafir kamu mas"
"Astaghfirullah, tahun 2018 masih yasinan? Logikamu itu di mana sih, mana mungkin orang yang sudah meninggal bisa menerima amal ibadah orang yang masih hidup. Coba kamu banyak baca hadits"
"Selawatan itu bisa menyebabkan ghuluw. Nabi Muhammad disanjung layaknya Allah. Itu nanti bisa terjebak syirik"

Dan masih banyak lagi petuah-petuah nan islami yang ditujukan kepada saya. Sekali lagi bukan bermaksud ngeyel atau apa. Cuma saya sudah terlanjur dewasa, kebetulan juga seneng belajar. Minimal saya juga dikit-dikit paham hadits, sejarah islam, perawi, sanad, dan lain sebagainya. Jadi jangan paksa saya menjadi islam kalian ya.

Jujur, saya bangga dan seneng melihat teman-teman yang dulunya mabuk, nyawer pedangdut, seks bebas, dan melakukan tindakan kriminal sudah mau belajar salat dan baca Alquran. Apalagi selalu memberikan kutipan-kutipan rohani untuk mendapatkan surga yang dengan detail dikiaskan. Namun sekali lagi mbok tolong hargai saya. 

(Coba kau lihat... dirimu dahulu.... sebelum kau nilai... kurangnya diriku... apa salahnya hargai diriku... sebelum kau nilai... siapa diriku...)

Kita punya keyakinan masing-masing dalam beribadah. Memutuskan beramaliah, berakhlak, dan berakidah. Misal pun kalian menuduh saya sesat. Iya saya akui memang saya sesat. Karena dengan kesesatan itulah setiap sholat saya baca Alfatihah. "Ya Allah tunjukanlah kami jalan yang lurus". Jadi saya tidak pernah merasa berada di jalan yang lurus. Karena jalan lurus adalah dari Allah. Bukan dari manusia. Manusia hanya diberikan tanda-tanda (rambu) yang itupun diinterpretasikan berbagai macam oleh para ulama. Sehingga timbullah beberapa perbedaan menentukan jalan lurus tersebut.

Namun saya juga tidak akan berhenti membaca ayat tersebut ketika salat. Karena saya tidak pernah merasa paling benar dan islami. Dan ini mungkin berbeda dengan kalian yang amat sangat yakin tentang sebuah kebenaran sehingga bisa menghukumi manusia lainnya. Seolah surga untukmu, neraka bagiku.

Mulai sekarang silahkan tuduh dan dakwa saya sesuka hatimu. Karena sedengki, sebenci, sejahat apapun kalian kepadaku. Kalian tetap akan menjadi keluargaku nanti di surga.

sudah diposting di website Seniman NU

www.senimannu.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun