Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Lepas di China Report ASEAN

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pemilihan Lurah Margomuljo

29 Januari 2020   20:23 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:55 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Jono tentu paham tentang ilmu pertanian, meskipun tidak berpendidikan formal, berbekal ilmu titen dari bapaknya, petani panutan yang memiliki 2 hektar sawah. 

Beberapa petak sawahnya, tentu dari warisan leluhurnya, telah dijual untuk kuliah anak pak Jono di kota, jurusan pertanian, yang kini bekerja sebagai teller di bank swasta, non syariah. 

Pak Joko memiliki cara yang unik selain blusukan setiap harinya. Dibantu anaknya serta tim suksesnya, pak Joko mempunyai beberapa akun di sosial media.

Pengikutnya sudah 50 ribuan, jauh melebihi penduduk desa yang 6000an saja. Beberapa anak muda desa tertarik menjadi follower akun resminya, selebihnya adalah follower yang dibeli. 

Beberapa vlog pun dibuat oleh tim kreatif yang disewa, merekam kegiatan blusukan, tanya-jawab, visi misi, debat dengan preman desa, cover lagu dangdut dan campursari, serta tutorial memetik hasil panen. Beribu like diberikan dan dikomentari oleh para remaja pegiat medsos, ingin berkolaborasi dengan calon lurah Margomuljo, demi konten dan like juga.

Melihat strategi politik pak Joko yang lincah nan kekinian, pak Yanto tidak ingin kalah langkah. Kesenian desa yang tak tersentuh kini dibangkitkan. Gamelan di pendapa desa kembali dimainkan, tari-tarian, ketoprak, sampai wayang kulit dihidupkan kembali, dengan uang kantong pak Yanto pribadi, dari hasi menjual 300 meter sawah. 

Pak Yanto ingin menarik simpati lewat kesenian daerah. Sebagian pemuda kurang tertarik melihat kesenian karena dinilai kurang modern dan tidak cocok dengan nilai-nilai milenial. 

Sebagian pemuda desa Margomuljo memang sedang gandrung dengan dangdut koplo dan musik hip hop. Bahkan pada suatu upacara pernikahan, beberapa pemuda sangat menghayati musik hip hop yang disuguhkan. Namun sebagian pemuda menyukai kesenian tradisional, mulai belajar menabuh gamelan, belajar menembang, menari, dan bermain ketoprak.

"Sekarang saatnya kita bisa nguri-uri budaya kita, kalau bukan kita siapa lagi ?," teriakna kepada pemuda persatuan cinta seni Margomuljo (disingkat PCSM), organisasi sayap tim sukses pak Yanto.

"Lha betul itu pak, masak orang asing itu pada bisa nggamel dan bahasa kita dengan lancar, tapi kita malah lupa dan malu untuk belajar." Sahut Ratih, ketua organisasi PCSM yang idealis, baru saja terpilih secara rapat tertutup.

Kedua calon bersaing dengan sengit memperebutkan kursi Margomuljo 1, berkedudukan di kantor desa, selama 5 tahun ke depan, menandatangani surat-surat penting warga, segala keperluan ada, waktu pengerjaan tergantung biaya administrasi, dibayar langsung lewat rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun