Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Lepas di China Report ASEAN

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sastra Indonesia 2017: Karya dan Penghargaan bagi Penulis Sastra

22 Desember 2018   12:35 Diperbarui: 31 Desember 2018   21:41 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai novel Indonesia di rak buku perpustakaan

Acara pemberian penghargaan Litera didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan dimeriahkan pentas baca puisi, cerpen, dan musikalisasi puisi. Para penyair Indonesia yang tampil membaca puisi dan fragmen cerpen, antara lain Sutardji Calzoum Bachri, Asrizal Nur, Slamet Widodo, dan para penerima penghargaan. Selain itu juga diadakan sarasehan sastra yang membahas topik Migrasi Sastra ke Ruang Maya.    

Pemberian penghargaan sastra Litera ini akan ditradisikan setiap tahun untuk mendorong kreativitas para penulis puisi dan cerpen di Indonesia dan sekaligus untuk ikut menggiatkan gerakan literasi masyarakat. kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan Malam Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2017. Acara ini diselenggarakan di Bangsal Kepatihan Kantor Gubernur DIY pada bulan November. Ada 7 kategori dalam penghargaan ini. 

Adapun ketujuh katergori tersebut adalah : Kategori Bahasa Tata Naskah Dinas, Kategori Bahasa Ruang Publik PTN dan PTS, Kategori Buku Sastra Serius yang dimenangkan oleh Eko Triono penerbit Diva Press yang berjudul Agama Apa Yang Pantas Bagi Pohon-Pohon ? ,  Kategori buku Sastra Jawa, Kategori Tokoh Penggerak Bahasa dan Sastra Jawa, dan Kategori Tokoh dan penggerak Sastra Indonesia jatuh kepada Suminto A Sayuti. Acara pemberian penghargaan tersebut adalah sebagai bentuk kepedulian kepada para pegiat sastra dan bahasa, baik Indonesia maupun Jawa.

Ajang tahunan penghargaan kesusastraan Indonesia oleh Kusala Sastra Khatulistiwa kembali diselenggarakan pada tahun 2017. Pada kategori prosa dimenangkan oleh novel berjudul Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu karangan Mahfud Ikhwan. Pada kategori puisi dimenangkan oleh puisi berjudul Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari ? oleh Kiki Sulistyo. 

Kusala Sastra Khatulistiwa adalah sebuah ajang penghargaan bagi dunia kesusasteraan Indonesia yang didirikan oleh Richard Oh dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2001. Acara ini sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award, namun kemudian berganti nama sejak tahun 2014. Pemenang KSK didasarkan pada buku-buku puisi dan prosa terbit dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, yang kemudian diseleksi secara ketat oleh para dewan juri.

Pada tanggal 18 sampai 20 Juli 2017 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Jakarta. Acara ini bertema "Sastra sebagai Penjaga Kebinekaan Indonesia". Acara itu dihadiri oleh 180 orang peserta yang terdiri atas para sastrawan dari hasil seleksi karya dan pegiat sastra. 

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dadang Sunendar, menyampaikan bahwa tingkat membaca masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Membaca sama dengan belajar. Salah satu bahan bacaan itu adalah karya-karya sastra.

Sebelumnya dalam Munsi I (2016), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berhasil menyusun dan menceritakan kembali beberapa cerita rakyat ke dalam 165 buku cerita rakyat yang ditujukan untuk menjadi buku teks pendamping buku teks utama baik di sekolah maupun di masyarakat. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sangat yakin melalui buku cerita dan karya-karya sastra, pendidikan karakter yang diidamkan oleh seluruh masyarakat bisa tercapai. Salah satu pendekatan itu adalah dengan membaca karya sastra yang mengandung pesan yang baik. Sebanyak 165 buku dianggap layak diberikan kepada masyarakat dan siswa.

 Sekretariat Negara akan menerbitkan 28 judul buku dari 165 buku itu dan akan digandakan sebanyak 30.000 eksemplar untuk acara kunjungan kerja presiden ke seluruh tanah air sehingga ketika presiden melakukan kunjungan kerja, yang dibagikan adalah buku. Dadang menambahkan bahwa sastrawan adalah duta bangsa sekaligus duta bahasa baik secara nasional maupun internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun