Mohon tunggu...
John Xtian
John Xtian Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa

Mahasiswa FKUI

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Isu Kedokteran Diet Keto

19 Agustus 2019   20:48 Diperbarui: 19 Agustus 2019   22:13 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diet keto, meibatkan memakan makanan berlemak tinggi, protein dalam jumlah sedang, dan sedikit karbohidrat, bahkan buah dan sayur pun tidak dimakan [1]

Karbohidrat adalah sumber pokok produksi energi dalam metabolisme tubuh pada dasarnya. Karena dikurangi asupanya menjadi kurang dari 50g per hari, tubuh kekurangan karbohidrat, tubuh memasuki kondisi katabolik, dan sekresi insulin berkurang secara signifikan. Glikogen  memaksa dan menguras tubuh melalui perubahan metabolisme tertentu. Ada 2 proses metabolisme yang berlangsung saat stok karbohidrat rendah di dalam tubuh:dua proses tersebut merupakan glukoneogenesis dan ketogenesis. [3]

Glukoneogenesis merupakan proses memproduksi glukosa endogen dalam tubuh, terutama di hati dari gliserol, asam laktat ,dan glutamin, serta asam amino alanin.

Ketika ketersediaan glukosa menurun drastis, produksi glukosa endogen tidak memiliki kemampuan untuk mengimbangi kebutuhan tubuh dan ketogenesis pun dimulai untuk menyediakan sumber energi alternatif dalam bentuk badan keton. Glukosa digantikan oleh badan keton sebagai sumber energi pokok. 

Ketika ketogenesis karena umpan balik gula darah yang rendah, rangsangan untukmenyekresikan insulin juga rendah, yang secara drastis mengurangi rangsangan untuk menyimpan lemak dan glukosa. Perubahan intensitas hormon lain berkontribusi pada peningkatan pemecahan lemak yang menghasilkan asam lemak dan gliserol. 

Asam lemak diubah menjadi asetoasetat yang kemudian dikonversi menjadi beta-hidroksibutirat dan aseton. Ini adalah tubuh keton yang terakumulasi dalam tubuh saat diet keto tetap dilakukan. Keadaan metabolik ini disebut sebagai "ketosis gizi." Selama tubuh mengalami kekurangan karbohidrat, metabolisme tubuh tetap dalam keadaan ketotik. 

Keadaan ketosis gizi dianggap cukup aman karena badan keton diproduksi dalam konsentrasi kecil tanpa adanya perubahan pH darah. Ini sangat berbeda dari ketoasidosis, suatu kondisi yang mengancam nyawa yang mana badan keton diproduksi dalam konsentrasi yang besar sehingga mengubah ph darah dalam keadaan asidosis. [2][3]

Badan keton yang disintesis dalam tubuh dapat dengan mudah digunakan untuk memproduksi energi oleh jantung, jaringan otot, dan ginjal.

Badan keton juga bisa melewati penghalang darah dan otak untuk memberikan sumber energi alternatif ke otak. Sel darah merah dan hati tidak menggunakan keton karena kekurangan mitokondria dan enzim diaforase. 

Produksi tubuh keton tergantung pada beberapa faktor seperti istirahat metabolisme basal (IMB), persentase lemak tubuh, dan indeks massa tubuh (IMB). Badan keton menghasilkan lebih banyak ATP dibandingkan dengan glukosa, kadang disebut "bahan bakar super." Seratus gram asetoasetat menghasilkan 9400 gram ATP, dan 100 g beta-hidroksibutirat menghasilkan 10.500 gram ATP; sedangkan, 100 gram glukosa hanya menghasilkan 8.700 gram ATP. Ini memungkinkan tubuh mempertahankan produksi bahan bakar yang efisien bahkan selama kalori rendah . Badan keton juga meningkatkan kapasitas antioksidan Dan mengurangi kerusakan akibat radikal bebas.[3]

Efek jangka pendek (sampai 2 tahun) dari diet ketogenik telah dilaporkan baik dan dikembangkan dengan baik. Namun, implikasi kesehatan jangka panjang tidak diketahui karena literatur yang terbatas .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun