Mohon tunggu...
John Simon Wijaya
John Simon Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

✉ johnsimonwijaya@gmail.com IG/LINE : @johnswijaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Vegetarian Sebuah Gaya Hidup Masa Depan

12 Juli 2013   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1373593692593962939

[caption id="attachment_254261" align="aligncenter" width="502" caption="Vegetarian People"][/caption]

MENGAPA KITA HARUS MENJADI VEGETARIAN?

Pada awalnya manusia merupakan makhluk vegetarian, susunan gigi dan sistem pencernaan kita menunjukkan bahwa manusia hanya cocok makan tumbuhan. Sistem pencernaan manusia sama sekali berbeda dengan spesies omnivora. Pada kodratnya, manusia memang diciptakan Tuhan sebagai vegetarian.

Iya benar kita memang memiliki gigi taring, tapi gigi taring kita tidak setajam dan sepanjang gigi taring Edward Cullen, bentuk dan anatomi gigi taring kita pada kodratnya hanya cocok untuk merobek sayuran. Bahkan dalam kitab suci sendiri diceritakan bahwa Adam dan Hawa cuma memakan buah buahan. Memang tidak ada kajian ilmiah untuk Adam dan Hawa, tapi pada dasarnya vegetarian digambarkan sebagai gaya hidup yang agung, green, dan damai.

Menariknya lagi JRR Tolkien penulis The Hobbit dan The Lord of The Rings, menggambarkan bahwa bangsa Elf, sebagai bangsa yang paling bijaksana dan berumur panjang memiliki pola hidup vegetarian. Hehehe..

***

Dalam perkembangan sejarah, spesies manusia - homo sapiens baru mulai mencoba makan daging setelah menemukan api. Sebelum ditemukan api nenek moyang kita pasti sudah pernah mencoba mencicipi daging mentah. Namun tentu saja tidak cocok, karena kita bukan karnivora. Setelah manusia mulai menemukan api, daging bisa dipanggang atau dimasak, menghasilkan citarasa yang lezat sehingga digemari sampai hari ini.

Seiring dengan berjalannya waktu. Sebagian manusia modern mulai menyadari dampak negatif dari mengkonsumsi produk hewani. Mulai dari dampak lingkungan dan dampak kesehatan.

Sapi adalah salah satu penyumbang metana terbesar ke atmosfer bumi. “Kok bisa? Cuma sapi doang kok?”  .

Pada mulanya, sama halnya fauna liar lainnya sapi hidup bebas secara liar di hutan. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Manusia mulai menemukan metode yang lebih modern dibanding sekedar berburu, pada akhirnya manusia mulai beternak sapi dan hewan lainnya. Jaman semakin modern, pengetahuan semakin berkembang munculah ide manusia untuk inseminasi buatan, Membuat sapi sapi menjadi semakin banyak dan mudah dikembangbiakkan. Sehinga sapi mulai melobangi ozon dengan metananya, semakin mempercepat pemanasan global. Sapi dibuat semakin banyak karena memiliki konsumen yang besar. Jadi semakin banyak orang menggemari daging sapi, semakin banyak juga kebutuhan daging sapi yang akan diternakkan. Di sinilah dari sudut pandang lingkungan hidup mulai muncul dilema dan pandangan baru bahwa pola hidup memakan daging dirasa “kurang green”.

Kemudian adapun anggapan dari sudut pandang etika moral bahwa makan daging berarti membunuh hewan. Makan daging dianggap kurang etis. Secara psikologi memang benar, kita menyakiti hewan yang akan kita makan. Hal ini diperkuat fakta bahwa seorang karyawan rumah jagal atau rumah pemotongan hewan tidak akan bertahan lama bekerja di bidang tersebut. Para karyawan rumah potong peternakan akan tergores hati nuraninya, banyak yang tidak nyaman menjalani pekerjaannya, lebih baik resign dan  mencari bidang kerja baru karena pada dasarnya manusia dilahirkan di dunia dengan nurani baik tidak menyakiti makhluk lain.

Sesungguhnya manusia modern memiliki tantangan hidup yang berbeda dengan nenek moyang kita saat masih dalam peradaban berburu. Manusia saat ini hidup di era yang memiliki akses banyak pilihan jenis makanan. Konsep membunuh binatang karena lapar sudah tidak cukup relevan lagi untuk era modern di hari ini. 20000 tahun lalu nenek moyang kita menjadi bangsa pemburu, hampir setiap hari makan daging karena kondisi dan himpitan posisi mereka dalam mode survival. Peradaban saat itu bertahan hidup dengan memakan binatang karena metode bercocok tanam belum ditemukan.

Selain faktor lingkungan, terdapat pula alasan kesehatan yang membuat vegetarian semakin populer. Pola hidup Vegetarian membuat kaum vegan memiliki resiko kecil terkena penyakit berbahaya seperti  serangan jantung, hipertency dan stroke. Karena pola makan “kembali ke kodrat asal”, kaum vegan memiliki tingkat harapan hidup lebih lama.  Dengan asupan harian hanya didominasi buah dan sayur sayuran, kaum vegan pada umumnya memiliki mimik wajah cerah dan segar serta badan dengan kulit yang halus. Secara sikap dan karakter hidup, kaum vegan juga memiliki keunggulan dalam meredam emosi. Pengaruh makanan yang segar dan hijau hijauan membuat orang orang vegetarian merasa damai dan tidak mudah tersulut amarah.

Fakta lain yang tidak kalah mencengangkan adalah vegetarian ternyata dikenal memiliki teknik bercinta yang hebat. Penelitan menyebutkan bahwa vegetarian memiliki teknik oral sex di atas rata rata orang biasa pada umumnya. Secara logika sederhana, hal ini disebabkan oral sex merupakan bentuk kompensasi dari perilaku kaum vegan yang tidak pernah lagi menikmati daging sebagai makanannya. Sehingga indera pengecap dan tenaga yang tadinya digunakan untuk menikmati citarasa daging dengan sendirinya teralirkan ke kegiatan lain yang lebih memuaskan. Wow!

SEBUAH GAYA HIDUP MASA DEPAN

Saat kita membaca sejarah panjang perjalanan peradaban manusia, kita akan menemukan bahwa dinamika dunia menuju ke arah yang lebih manusiawi. Sejarah memperlihatkan perkembangan budaya manusia mulai dari hal hal yang keras dan kelam menjadi semakin beradab, santun dan modern. Manusia memulai peradabannya dari jaman barbar, liar dan saling bunuh. Dilanjutkan adanya perbudakan, hingga timbul pemikiran bersama untuk menghapuskannya.

Kemudian di jaman Romawi kita bisa menemukan varian hukuman siksa dan hukuman mati kepada manusia lainnya sangatlah beraneka ragam. Seiring berjalannya waktu manusia terus memperbaiki tata cara menghukum mati manusia lainnya, menemukan cara baru yang dianggap lebih cepat dan efektif. Dimulai dari penemuan teknologi pisau gaulatine, penemuan kursi listrik, hingga yang paling mutakhir hukuman suntik mati. -yang dianggap paling manusiawi.

Saat ini Negara-negara Uni Eropa, Australia dan beberapa negara bagian di AS sudah mulai menghapuskan hukuman mati. Hukuman maksimal menjadi penjara seumur hidup. Bukti tak terbantahkan bahwa peradaban kita menuju ke jalan yang lebih bijak dan agung.

Di era pembangunan ekonomi dan teknologi pada hari ini, dinamika peradaban manusia modern mulai muncul keinginan untuk membela lingkungan hidup, muncullah WWF, muncul Greenpeace, Muncul Amnesty International muncul juga harapan semakin memperhatikan hak hak binatang. Lahir organisasi organisasi Animal Right. Dalam diri kita mulai timbul perasaan untuk memperlakukan binatang dengan lebih baik.

Manusia menganggap dirinya sendiri sebagai makhluk paling mulia, memiliki moral, memiliki nurani, hal itulah yang menjadikan manusia sebagai pribadi yang memiliki kesadaraan intelegensia untuk menghargai makhluk hidup lainnya. Etika tidak ingin menyakiti hewan berasal dari dasar itu semua.  Jika kita tidak makan daging anjing karena sangat mencintainya, kenapa kita tidak memperlakukan hal yang sama kepada ayam dan sapi? Makan tempe, sayur bayam dan buah apel tidak akan membuat tumbuhan sakit saat dipotong dan dicabut dari akarnya, tumbuhan tidak memiliki sistem saraf seperti halnya manusia dan hewan.

Pada waktunya, di peradaban modern nanti gaya hidup vegetarian akan semakin populer, manusia pemakan daging menjadi semakin langka dan digambarkan sebagai gaya hidup kuno, sebuah gaya hidup tradisional peninggalan masa lalu. Di masa yang akan datang, tidak ada lagi hewan ternak. Ayam, sapi, babi dilepaskan ke alam bebas, hidup liar di hutan.

-

“manusia tetap bisa hidup sehat tanpa makan hewan, tapi manusia tidak akan hidup jika tanpa makan tumbuhan”

-

Pada  dasarnya  semua ini hanyalah persoalan mindset dan penyesuaian habbit. Sejak masih kecil kita terlanjur dididik orang tua kita bahwa daging itu sehat, oke kita harus makan daging. Sebagian besar masyarakat kita diberi pola pikir sederhana bahwa: “daging ayam lebih mahal dari tempe, jadi tentu saja dengan makan daging ayam kita terlihat lebih elite dari sekedar makan tempe. Hanya orang miskin yang kesehariannya makan tempe. Kalau kita punya uang, kita pasti mampu mencukupi kebutuhan pangan keluarga dengan daging.” Jadilah semua orang berlomba lomba memakan daging!

Vegetarian akan segera menjadi tren global di masa depan karena ketersediaan sumber daya alam dunia yang kian menipis. Untuk mendapatkan satu kilo daging sapi saja, daging itu harus mengalami proses perjalanan panjang dari inseminasi, kehamilan induknya, kelahiran, proses pemberian makan, breeding dan feeding hingga sapinya gemuk, baru kemudian siap dipotong. Setelah proses pemotongan, daging sapi tersebut harus didistribusikan dengan varian biaya yang luar biasa borosnya dari bahan bakar truk hingga listrik ruang pendingin daging. Untuk menghadirkan sepotong daging saja di piring kita, ternyata daging tersebut harus mengalami perjalanan kompleks menghabiskan energi yang besar. Proses panjang tersebut tentu bisa jauh disederhanakan dengan hanya mencabut kentang dan tomat di kebun belakang rumah kita.

“Animals are my friends...and I don't eat my friends.”

-- George Bernand Shaw

100 tahun ke depan, Tahun 2115 di mana manusia sudah terbiasa dengan paket wisata ke luar angkasa - liburan ke Mars. Kita akan dihadapkan satu realitas modern bahwa pengunjung Mars haruslah seorang vegetarian. Alangkah jauh lebih praktisnya bercocok tanam di luar angkasa dibanding beternak ayam!

“Loh kan sudah terdapat asupan hewani di makanan astronot?” tentu saja. Namun, jika anda berkeinginan tinggal di planet lain dengan tempo yang lebih lama, mutlak dan wajib hukumnya merubah pola makan kita menjadi vegetarian.

Berikut famous people yang sudah menerapkan Vegetarian diet dalam hidupnya : Brad Pitt, Leonardo De Caprio, Josh Hartnett, Tom Hanks, Forest Whitaker, Jackie Chan, Pierce Brosnan, Richard Gere, Christian Bale, Chris Martin, Jason Mraz, Avril Lavigne, Natalie Portman, Liv Tyler, Anne Hathaway,Alexa Chung, Hayden Panettiere,Leona Lewis, Gwyneth Paltrow, Pamela Anderson, Kate Winslett, Demi Moore, Uma Thurman, Mel Gibson, Mike Tyson, Princess Diana, Abraham Lincoln, Sir Issac Newton, Mahatma Gandhi, Socrates, Plato, Steve Jobs, Dalai Lama,Charless Darwin, Albert Einstein, Hennry Ford, George Bernand Shaw, Adolf Hitler, Antony Gaudi.

Dari Indonesia kita mengenal R.A. Kartini, Nadya Hutagalung, Dewi  Dee Lestari,Shopia Latjuba,Titiek Puspa, dan Nadine Chandrawinata.

Apakah anda berikutnya?

____________________________________________

Ditulis oleh seorang yang baru 2 tahun menjadi pescetarian ,

John Simon Wijaya © 2013

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun