Mohon tunggu...
John WP
John WP Mohon Tunggu... Konsultan - New Chance New Opportunity

Happy with new chance and new opportunity, always self explore for new experiences and easy going. Aviation Lover and safety and security concern Like for managements system and business method

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sekilas Tentang Navigasi dan Safety

30 Januari 2015   09:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:06 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas tentang perlengkapan untuk Navigasi dan demi tujuan keselamatan terlihat setiap saat dari waktu ke waktu, industry aviasi (pabrikan pesawat udara) terus meningkatkan system Navigasi dalam meningkatkat taraf keselamatan atau Safety yang memiliki nilai tinggi serta memanfaatkan perkembangan technology yang boleh dibilang mutakhir disbanding industry lain.

Berbagai peralatan canggih terus dikembangkan oleh para vendor pen-supply pabrikan pesawat udara yang terus berinovasi, peralatan navigasi demi menaikan standard safety terus maju dan berkembang, sehingga konon katanya, jika ukuran presentase adalah seratus persen (100%) maka Industri Aviasi telah melampaui seribu persen yaitu hampir 2.000% namun saat ini baru mencapai 1,999,9% karena 0,1% masih sangat menentukan atas segalanya, yaitu FAKTOR LUCK yang oleh umum kadang disebut juga factor X.

Bukan hanya pesawat komersial yang telah dan terus meningkatkan standar safety dengan di ikuti pula dengan perintah Regulasi Penerbangan Sipil dengan syarat yang ketat harus menggunakan peralatan yang canggih dan ganda, pesawat kecil mulai pesawat latih dan pesawat commuter charter pun terus meningkatkan standard safety yang ditempatkan didalam cockpit, sehingga ada yang masih semi-glass cockpit namun juga ada juga yang telah memenuhi sebagai glass cockpit, walau kadang harganya mencapai 75% dari harga pesawat sejenis yang bekas, namun demi meningkatkan keselamatan, maka navigasi tersebut tetap dipasang/di install pada pesawat kecil dimaksud, sangat bangga dan memberikan apreasi yang tinggi kepada pihak atau orang yang konsen terhadap safety walau kecil dan kadang sering tak terlihat.

Cockpit pesawat yang canggih serba digital disebut “GLASS COCKPIT” memiliki 4 monitor yang berisi semua data termasuk data navigasi, komunikasi, Radar cuaca yang up to dated, hingga monitoring flight control semua ada pada monitor tersebut , bahkan pesawat yang telah dilengkapi dengan ADS-B transceiver (output-input) juga dapat melihat situasi sekitar atau dapat melihat pesawat lain yang terbang disekitarnya dengan tampilan animasi dua dimensi (2D) juga memuat beberapa informasi penting seperti kondisi cuaca, kecepatan angin, arah angin dan lainnya yang terkait dengan kenyamanan, kemanan dan keselamatan setiap misi penerbangan.

Seiring dengan peningkatan standard safety pada pabrikan pesawat udara yang alatnya ditempatkan pada cockpit untuk membantu Pilot dalam setiap misi penerbangan/terbang, namun beda dengan alat navigasi yang ada di darat.

Masih banyak ketidak seimbangan antara kecanggihan peralatan navigasi pesawat udara dan navigasi Bandara/navigasi yang didarat, sehingga terkadang sang pilot melakukan konfirmasi kepada petugas ATC bahwa didepanya ada pesawat lain, karena sang pilot dapat melihat pesawat lain dengan gambar dan data jelas seperti heading, speed, altitude, dan lainnya, sedangkan sang petugas ATC sebagai fungsi control dan mengatur lalulintas udara hanya mengandalkan koordinat dengan “imajinasi kiranologi” karena diruang ATC tidak atau belum dilengkapi dengan peralatan canggih yang dapat melihat pergerakan pesawat diudara secara real, namun, inilah kehebatan para petugas ATC di Negeri Kita Tercinta, walau dengan peralatan apa adanya dan adanya apa, dapat mengatur lalulintas udara dan tidak terjadi tabrakan diudara, hal ini menyebabkan penulis sangat salut dan bangga kepada para petugas ATC kita dan memberikan penghargaan dari hati yang sangat tinggi.

Indonesia memiliki lebih dari 17,000 pulau, dan sekitar 600 bandara mulai dari kelas 1 atau A hingga kelas IV dan juga airstrip, namun, hanya sebagian kecil saja Bandara di Indonesia yang memiliki peralatan navigasi untuk memenuhi standard yang disebut “safety” , jangankan radar cuaca dan peralatan navigasi, masih banyak juga yang hanya tanah lapang kosong dan cukup didarati pesawat, tanpa TOWER ATC, navigasi dan komunikasi, namun juga menjadi Bandara andalan dan transportsi penting bagi masyarakat yang masih dibilang terisolir, hal ini yang harus kita bantu piker dan carikan solusi dalam rangka memenuhi standard safety industry aviasu di negeri ini.

Tidak hanya di Indonesia, di Negara lain pun masih ada Bandara yang belum atau tidak memiliki standard navigasi yang memadai, sehingga pesawat-pesawat yang sudah memiliki system canggih tidak dapat mendarat di bandara yang peralatan navigasinya belum memadai.

Masih terlalu luas dan terlalu banyak bagi Negeri Kita Indonesia untuk memenuhi peralatan navigasi yang memadai di Bandara – bandara yang ada saat ini, namun mau tak mau, Pihak Pemerintah sudah harus mulai melakukan pendataan dan peningkatan standard mutu safety yang memadai, guna menghindari hal-hal yang sering terjadi yang tidak kita sukai, karena, jika fasilitas navigasi bandara kurang/tidak memadai akan menyebabkan biaya operasional yang tinggi dengan alas an safety, contoh: di Indonesia timur, perusahaan asuransi penerbangan memasang tariff premi yang lebih tinggi disbanding wilayah Indonesia barat, alasanya..? karena RISK TINGGI, contoh simple ini menyebabkan biaya operasional atau TOC menjadi lebih tinggi, yang juga akan berakibat/efek harga jual ticket kepada masyarakat yang tinggi pula.

Radar Cuaca saat ini yang dimiliki oleh BMKG atau otoritas Bandara juga mungkin perlu ditinjau dan ditingkatkan serta perlu penambahan untuk di sebagian besar bandara di Indonesia yang belum memiliki Radar Prakiraan Cuaca, mungkin dulu atau juga mungkin hingga sekarang namanya masih disebut “prakiraan cuaca” yang didapat dari satelit dan peralatan yang dimiliki, yang dapat memberikan perhitungan prakiraan cuaca waktu mundur dan waktu maju dalam beberapa jam kedepan sebagai prakiraan cuaca, sementara radar di pesawat memiliki data real yang lebih canggih karena pesawat yang mendapat reaksi dari cuaca langsung secara real termasuk perubahannya yang mungkin dalam hitungan detik terjadi perubahan arah angin, kecepatan, turbulence, badai dan lain sebagainya sehingga kadang sang Pilot meminta izin untuk out track kekanan atau kekiri, naik atau turun untuk menghindari badai, awan atau lainnya yang terdeteksi oleh radar yang ada di pesawat yang sedang dalam misi penerbangan.

1422560223307739659
1422560223307739659

Data cuaca yang muncul di pesawat biasanya seperti pada gambar diatas yang dapat mengetahui ketinggian awan, ketebalan, arah angin, kecepatan angin dan data lainnya yang current/real time termasuk METAR TAFOR, thunderstorm, dan icing.

Itulah kecanggihan peralatan navigasi pada pesawat udara yang telah ada, yang masih belum seimbang antara peralatan navigasi di pesawat udara dan dengan peralatan navigasi yang di Bandara/didarat.

14225603151604441869
14225603151604441869

Mulai muncul dan berlaku sebagian besar bandara-bandara di Eropa yang telah menggunakan Radar Secondary Surveillance (SSR) sebagai Radar cadangan atau Back Up jika terjadi kendala atau permasalahan pada radar primer/utama, Radar SSR ini cukup memudahkan bagi petugas ATC karena memiliki tampilan tiga dimensi (3D) dilengkapi dengan flight path, flight data FMS, origin, destination, altitude, speed, heading, barring, dan lainnya termasuk coordinate dan squawk number.

1422560562861150415
1422560562861150415
1422560682143293706
1422560682143293706

Sementara radar primer/Doppler masih menggunakan tampilan berupa titik/dot, sehingga perlu diadakan penambahan sebagai radar cadangan /back up Radar SSR, karena kedepan semua akan diatur oleh technology yang serba digital, dan mungkin perlahan bandara tidak lagi menggunakan Radar primer/Doppler jika imprastruktur cukup memadai dan siap untuk alih technology.

Intinya…

Industri Aviasi atau pabrikan pesawat udara dengan vendornya telah dan terus menerus melakukan inovasi untuk mencapai standard safety yang tinggi termasuk meningkatkat kemampuan dan daya jangkau  radar yang makin jauh serta mampu menampilkan pesawat lain disekitarnya yang sedang dalam misi penerbangan, baik rute yang bersamaan ataupun rute yang berlawanan dapat dilihat dari layar monitor di cockpit.

Ground facility…

Pihak operator bandara juga harus mulai membenahi peralatan navigasinya (Ground Navigation Equipment) hingga sesuai dengan navigasi yang ada di pesawat udara dan memang diperlukan pesawat dalam setiap misi penerbangan sehingga standard mutu safety dapat ditingkatkan menjadi canggih seiring dengan canggihnya peralatan di cockpit, butuh investasi besar..? jawabnya : iyaaa.. namun safety tidak pernah diukur dari nilai investasi dan untung-rugi, apalagi dengan masih banyaknya bandara dan airstrip yang belum ada perlengkapan navigasi, maka mari kita tingkatkan safety pada industry aviasi tanpa menghitung untung-rugi.

===========================John WP============================

To be continue…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun