Mohon tunggu...
Kei Kurnia
Kei Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Believing is Seeing

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ke mana Kau akan Pulang Kalau Kau Tak Punya Kampung Halaman?

1 Mei 2022   17:30 Diperbarui: 23 April 2023   12:28 1609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Daniel Frank dari Pexels 

Pernahkah kau membayangkan kalau kau tak punya kampung halaman? Pernahkah kau merasa bingung ketika Lebaran maupun libur panjang tiba, tetapi kau tak tahu harus pulang ke mana?

Kampung halaman bagi sebagian orang adalah tempat berpulang dari riuh padat pekerjaan maupun studi di tanah perantauan. Kampung halaman menjadi tempat jujugan  (tujuan) bagi pekerja dan pelajar yang rindu kehangatan keluarga di kampung halaman. Akan tetapi, kampung halaman pun bagi sebagian orang hanya angan-angan. Mudik hanyalah cerita fiksi yang terus dikisahkan setiap tahun pada masa Lebaran maupun libur panjang.

Kampung halaman menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) didefinisikan sebagai daerah atau desa tempat kelahiran. Arti dari KBBI ini rasa-rasanya sempit bila hanya tempat kelahiran dijadikan patokan apa itu kampung halaman.  Ada salah satu kisah tentang seorang anak yang numpang lahir di kota Maspati, tetapi  ia tinggal dan tumbuh besar bertahun-tahun di kabupaten Durga sedari kecil. Seiring bertambahnya usia dan kedewasaan, ia merantau ke kota Cakrawali. Dari ilustrasi tersebut, apakah ia dapat menyebut kota Maspati sebagai kampung halamannya? Ataukah kabupaten Durga yang ia tinggali bertahun-tahun justru menjadi kampung halamannya?

Pada masa Lebaran ini diprediksi ada 85 juta orang akan mudik ke kampung halamannya, dilansir dari data Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Berbagai moda transportasi digunakan oleh banyak orang bermigrasi ke berbagai daerah di Indonesia. Jalan padat merayap, lautan diisi kapal-kapal besar, cakrawala bersliweran motor mabur. Fenomena libur Lebaran memang dijadikan untuk pulang bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman, keluarga yang telah lama kita tinggalkan untuk mencari nafkah maupun ilmu.

Sayangnya tidak semua orang bisa mudik dengan tujuan yang jelas. Tidak semua orang bisa pulang kampung. Bukan karena nggak ada duit, tetapi memang karena nggak ada jujugan. Lha kok bisa? Emang mereka nggak punya orangtua? Apa mereka nggak punya tanah kelahiran? Kenyataan memang pahit. Ada banyak orang yang tidak tahu siapa orangtua mereka. Mereka yang lahir di panti asuhan tidak punya orangtua yang dalam hal ini biologis. Mereka yang hidup sebatang kara karena keluarganya sudah tiada juga tak punya kampung halaman. Mereka yang lahir di keluarga broken home pun tidak kenal apa itu kampung halaman. Bagi mereka, pulang adalah harapan basi yang selalu dilangitkan orang-orang yang merasa punya kampung halaman.

Namun, apakah hidup senaas itu? Sebenarnya kita semua punya kampung halaman. Kita semua punya jujugan. Hanya saja kita terlalu terpatri pada asumsi orang-orang bahwa tempat kelahiran & tempat tumbuh dewasa adalah kampung halaman. Kampung halaman diasosiasikan sekadar tempat pulang dari tanah perantauan. Sebuah pertanyaan lalu terlintas sekelebat. Apa sih yang sebenarnya kita cari di kampung halaman?

Kampung halaman bukan soal di mana, tetapi soal bagaimana. Bagaimana kita merasa ada dan diterima sebagai keluarga. Bagaimana kita merasa tumbuh dan berkembang. Kampung halaman, di mana pun itu adalah soal suasana yang kita rindukan. Suasana yang didapat ketika kita dikelilingi orang tersayang. Kita tidak rindu rumah. Kita rindu orang yang tinggal di rumah itu. Kita tidak rindu makanan. Kita rindu dengan siapa kita makan bersama. Kita tidak rindu obrolan. Kita rindu dengan siapa kita ngobrol. Bisa jadi ia adalah tetangga kos yang selalu menyapa di kala kita berangkat kerja. Bisa jadi ia adalah anak yatim piatu yang rindu santunan kita. Bisa jadi ia adalah lingkaran kawan-kawan senasib yang tidak bisa mudik karena berbagai alasan. Kita semua punya jujugan.

Pulang adalah kerinduan. Pulang adalah keinginan semua orang yang rindu hangatnya dekapan orang tersayang. Pulang adalah hak bagi siapa saja yang butuh mengisi energi sebelum kembali memerangi kerasnya kehidupan. Akhir kata, selamat merayakan Idulfitri di manapun kita berada!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun