Mohon tunggu...
John Simon Wijaya F1
John Simon Wijaya F1 Mohon Tunggu... profesional -

Architect,Traveller,F1Writer // personal message: johnsimonwijaya at gmail dot com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Babak Baru Perang Urat Saraf F1

27 Agustus 2014   01:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14090511711889888036

[caption id="attachment_355360" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: bbc dot co dot uk"][/caption]

Entahlah sampai kapan penderitaan Lewis Hamilton berakhir. Sudah tiga seri berturut-turut Lewis menjalani balapan badluck. Setelah di Jerman dipaksa start  dari pitlane, dilanjutkan Hungaria start paling belakang, selesai Summer Break di Belgia Lewis disenggol Nico Rosberg dari belakang hingga ban belakang kirinya bocor. Terjadi saat Hamilton memimpin balapan di lap 2. Sungguh malang.

Setelah melalui beberapa seri dengan tanpa bercakap serta saling bersitegang satu-sama lain. Lewis dan Nico melalui puncak perang urat saraf di GP Belgia Minggu (24/08) kemarin. Sebagai olah raga modern dengan teknologi terdepan di dunia. Di F1, adu urat saraf, politik dan perang psikologi jauh gamblang terlihat di trek saat detik balapan itu berlangsung.

Era F1 modern hari ini tentu tidak pernah kita bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Saat GP Inggris misalnya. Alonso berhasil menahan Vettel belasan lap, padahal ban Alonso dalam kondisi jauh lebih lemah gripnya dibanding Vettel. Vettel marah, melihat aksi defend Alonso begitu panjangnya, belasan lap! padahal dia memiliki strategi pitstop lebih banyak dan mau tidak mau harus menyalip Alonso secepatnya. Begitu berhasil menyalip Alonso, ternyata psi war belumlah usai, masih berlanjut di team radio. Saling memberikan argumennya masing-masing. Alonso menuduh Vettel berhasil menyalipnya karena melanggar zona pemakaian DRS , Vettel menyalahkan Alonso jika dalam kesempatan terakhir tidak juga memberikan space di Maggot Bucket kedua mobil pasti akan kecelakaan. Semua perdebatan itu berlangsung detik itu juga sambil terus balapan. Berharap ada keajaiban diberikan Stewards.

Team Radiopun secara tidak langsung bisa menjadi alat yang digunakan pembalap untuk " medorong" keluarnya Safety Car, saat Abu Dhabi 2010 misalnya. Kala itu Alonso mengeluhkan banyak debris (pecahan kecil bodywork mobil habis tabrakan) yang berserakan di trek. Alonso saat itu memerlukan kondisi balapan yang super kacau agar meraih juara dunia pertamanya bersama Ferrari. Safety Car memang pada akhirnya benar-benar keluar, tapi Alonso tetap gagal merebut Juara dunia.

Kembali ke masalah Lewis dan Nico.

Toto Wolff (Boss Mercedes) selepas balapan sangat menyesalkan dengan insiden tersebut. Saat itu Hamilton memimpin balapan, di lap 2. Baru mulai balapan. Dan Spa Franchorchamp adalah sirkuit dengan trek terpanjang dalam kalender F1. Lewis harus berjibaku dengan 3 roda tersisa untuk membawa mobilnya ke pit yang jaraknya masih 4km jauhnya dari titik dia tabrakan. Okelah Lewis dan Nico boleh saja saling menyerang, asal hal tersebut berakhir seperti di Bahrain, keduanya finish dan tidak saling menabrak. Simple itu saja yang diinginkan team sesungguhnya.

Dukungan kepada Lewis juga hadir dari Jenson Button, juara dunia 2009 dan mantan teman setim Lewis di McLaren. Menurut Jenson, Nico seharusnya bisa menghidari kontak dengan Hamilton. Karena di tikungan Las Crambas tempat terjadinya insiden, tidak mungkin  Nico berhasil menyalip Lewis dengan cara manuver dari jalur luar seperti itu. Intinya tabrakan bisa dihindari, Nico yang salah. Apalagi yang ditabrak adalah teman setimnya sendiri.dalam posisi 1-2 pula.

Sampai hari ini, Nico dan Lewis belum (dan mungkin dalam waktu dekat) tidak akan kunjung baikan.

Saya tetap berkeyakinan kalau situasi ini tetap saja berlanjut. Bisa jadi bencana akan terjadi di Mercedes. Dan seri akhir musim ditutup dengan dramatis seperti halnya perseteruan Lewis-Alonso 2007 lalu. PR Mercedes sungguhlah berat agar kedua pembalapnya tetap rukun dan balapan tetap berjalan sportif tanpa team-order yang memuakkan penggemar F1.

Okelah, kalau saya sendiri tetap berpikiran positif, katakanlah Nico di Belgia kemarin memang tidak sengaja melakukan insiden itu. Kalau argumen itu terus menerus dipakai Rosberg, ya dia harus bersiap diri di kemudian hari bisa jadi ada pembalap lain yang tidak sengaja membuat dirinya gagal finish.

Akankah dengan adanya insiden ini berdampak mengurangi serunya balapan di seri mendatang? kita tunggu saja.

Driver Standing:

1. Nico Rosberg 220

2. Lewis Hamilton 191

3. Daniel Ricciardo 156

4. Fernando Alonso 121

5. Valtteri Bottas 110

6. Sebastian Vettel 98

7. Nico Hulkenberg 70

8. Jenson Button 68

9. Felipe Massa 40

10. Kimi Raikkonen 39

Bacaan terkait:

F1 Indonesia

_______________________

John Simon Wijaya © 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun