Mohon tunggu...
john brata
john brata Mohon Tunggu... Pilot - Capt.John Brata

..............

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Juru terbang Polri!

20 Oktober 2021   19:41 Diperbarui: 21 Oktober 2021   22:48 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Capt John Brata Juru Terbang Polri

Sebelum pandemi saya sudah  menulis dimRubrik Kompasiana ini. Kurang lebih sudah 340 artikel.Tetapi sejak pandemi ini hidup mau tidak mau berubah. Berubah jadi malas. Jadi buntu pikiran.Gak tau  mau apa ?  Yang namanya kondis[ " se tey et home " jadi serba salah.Sebetulnya gak mesti begitu. Tapi  perubahan hidup , tepatnya sih perubahan kondisi menimbulkan pengaruh juga.Ya misalnya kita biasa bergerak,pergi sana sini ,biasa ketemu para sohib , keluyuran sini sono  pas harus stop. Pokoknya kata orang Jabar kita harus "ngajedok di imah " stay at home.Ya kalo kita mau selamat dari paparan sang covid yang gak tau malu singgah dinegara kita. 

Kita gak perlu darimana datangnya. Mau dari China mau dari Amerika ,ya hanya Gusti Allah yang bisa jawab ! Si covid  ini gak punya surat identitas seperti KTP atau Pasport'! Brengseknya lagi gak kelihatan ! Ya kalo bentuknya seperti lalat bisa kita keplok. Jahanamnya, maaf kata kasar, dia tanpa permisi menyebabkan orang susah bernapas. Dunia kita kan isinya antara lain Oksigen tapi kok bisa bisa nya orang harus bernapas pakai  "ventilator" bila mau selamat. Bila Venti aza sih para lelaki senang banget ! Bernafas ditemani atau lewat Neng Venti ! Hahahaha ! Tapi si venti plus "tor" bayarnya lebih gede dari Neng Venti !

Ya ikut turuti protokol kesehatan ,PPKM dan segala aturan yang dikeluarkan Pemerintah.Gak usah dicari di pasas KUHP apalagi di UUD 45 !

Akibat dari kondisi itu ,saya bicara khusus bagi diri "dewek" selain bengong ya nonton apa yang dipapar di TV.Jadi "ediks" WA WA an.Ha ha hihi baca  banyolan , pepesan kosong, politik, WA orang orang yang suka jelek jelekan pejabat .Juga penjahat.Hepy banget bila ada Yg ditangkap KPK.Kasus korupsi.Jaman now

    disebut gratifikasai itu,zaman dulu yang gak kala kala amat, ya zaman Orba gitu, hal beginian suap itu biasa,GPP bahkan separuh dianjurkan ! Coba aza bila ada kantoran yang gak ada apa apanya si Bos atasan pasti komen : gimana usaha swadaya kamu ! Gimana relasi kamu dengan lingkungan.Masa sih furniture aza gak ada yang bantu ??

Hahahahaha. Cuma zaman dulu bila pejabat mau terima gratifikasi ,sebutan suap zaman now, gak bakal kena OTT. Biasanya tanya nomor kendaraan yang dipakai terus jangan tutup bagasinya dan "jebluk" dilempar beberapa gepok ribuan atau dollaran !

Itu zaman baheula !

Wah muuuaf saya sudah ngelantur dari topik tulisan nih.Ya maaf ini juga akibat kondisi se tey et hom ! Hahahahaha lagi !

Saya mau tulis karena prey gak nulis nulis ternyata saya sdh diperesona gratakan dari Kompasiana..Kudu pakai akun baru.Untung ada cucu orang lain yang bantu.Maklum saya kan gaptek !

Ini mungkin urusan Bang Pepi Nugraha baca yng nulis ini sudah aki aki lahir tahun 1941.Disangka sdudah di lock down di neraka atau disurga.Ya kemungkina  tempat aye sih surga lah !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun