Mohon tunggu...
Handy Chandra van AB (JBM)
Handy Chandra van AB (JBM) Mohon Tunggu... Konsultan - Maritime || Marketing || Leadership

Badai ide dan opini personal.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Menikmati Puisi dari Koran Kompas, 27 Juni 2021

27 Juni 2021   19:43 Diperbarui: 27 Juni 2021   20:22 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembang Sepatu Kuning yang mekar. Yang merah gugur. Koleksi Pribadi.

Sejak kembali lagi aktif menulis di Kompasiana Mei 2020 (setelah 9 tahun vakum), sampai hari ini Penulis gak pernah bisa menikmati membaca dan menulis Puisi. Menurut Penulis, aspek rasionalitas, aspek informasi dan aspek analisis dari puisi-puisi gak bisa dinikmati. Sepertinya aspek-aspek itu memang tidak ada.

Setelah baca artikel di koran Kompas Minggu 27 Juni 2021, halaman 11, maka diperolehlah pelajaran vital dari Presiden Penyair. Beliau adalah Sutardji Calzoum Bachri, yang pada 23 Juni 2021 berulang tahun ke 80.

Menurut Beliau, puisi itu meninggikan rasa. Puisi semestinya membuat setiap orang merayakan MAKNA kehidupan dengan kegembiraan.

Makanya setelah baca artikel itu, hadirlah puisi yang bisa kunikmati (semoga bisa dinikmati para pembaca) : Kembang Sepatu Kuning. Tetiba ada puluhan puisi menyeruak di dalam benak. 

Ternyata puisi itu lebih menekankan aspek irrasional , aspek rasa, aspek emosi dan kegenitan.

Terima kasih Kompas, Presiden Penyair, dan Kompasiana (banyak penyair-penyair jago yang masih muda).

Banten. Malam bergerimis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun