Mohon tunggu...
Handy Chandra van AB (JBM)
Handy Chandra van AB (JBM) Mohon Tunggu... Konsultan - Maritime || Marketing || Leadership

Badai ide dan opini personal.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Louisiana, Bisnis MICE dan Badai Katrina

17 Juli 2020   00:29 Diperbarui: 18 Juli 2020   13:43 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mal di pinggir sungai Mississippi. Sumber gambar: Pribadi.     

Ini adalah artikel terakhir dari trilogi tulisan tentang Reklamasi. Semoga mencerahkan dan enak dinikmatinya.

Lokasi keluyuran ketiga saya bertema reklamasi, adalah negara bagian Louisiana di Amerika Serikat (USA). Ibukotanya New Orleans. Situasinya persis seperti Amsterdam di Belanda. Kalau di Amsterdam, kotanya berada minus 5 m dari permukaan laut. Sedikit lebih dangkal, New Orleans minus 2,5 m dari permukaan laut Teluk Meksiko.

Tanpa rekayasa teknik reklamasi (polder), kedua kota itu jelas-jelas tenggelam dibawah permukaan laut. Juga, tanpa penimbunan tanah (land-fill), pemecah gelombang (breakwater) dan palang pantai (jetty), kota dan wilayah negara bagian Louisiana mungkin tinggal kenangan saja.

Bisnis MICE (meeting, incentive, conference and exhibition) berkembang baik sekali di kota kelahiran musik Jazz itu. Banyak hotel, mal, restoran-restoran dengan jadwal tampil musisi-musisi tenar dan pusat-pusat pertemuan (convention center), pada sepanjang pesisir sungai yang di reklamasi.

Ketika tahun 2016 mengikuti pertemuan ilmiah kelautan di Ernest Morial Convention Center, kelihatan sekali suasana indahnya. Setiap selesai acara konvensi, bisa jalan-jalan sepanjang sungai, sambil lihat kapal-kapal lalu lalang.

Jika sudah lapar, bisa masuk ke Mal sepanjang pinggir sungai, sambil melihat sungai raksasa Mississippi dan laut teluk Meksiko. Tempatnya bernama "Riverwalk" outlet connection. Menurut penulis, boleh dikatakan sebagai mal FO (factory outlet).

Yang tidak terlupakan adalah pemandangan kapal pesiar yang lalu lalang dan bersandar disamping Mal. Pertama kali dalam usia 43 tahun melihat itu. Fantastis. 

Kesenangan berikut adalah taman wisata buaya (Aligator). Aligator dan crocodile adalah jenis buaya yang berbeda. Yang pertama lebih kecil dari yang kedua. Tapi tetap sama sakitnya kalau digigit. 

Rencana awalnya mau kesana, namun tidak sempat karena jadwal padat. Kulit buaya (Aligator) dijadikan produksi bahan sepatu dan tas juga. Karenanya, dibelikan buat oleh-oleh menjadi murah dan menyenangkan.

Teman dari Jepang dan China, belanjanya kesetanan. Saya sih biasa aja, karena banyak buaya juga di Indonesia. Apalagi pernah beternak buaya, saat hidup di Jayapura, Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun