permainan tradisional yang mulai hilang tergerus zaman.
NGANJUK - Betengan , atau masyarakat jawa menyebutnya dengan istilah obak beteng merupakanAnak-anak zaman sekarang nyaris tidak ada yang memainkannya karena sibuk dengan permainan permainan digital yang tumbuh subur bagai jamur di musim penghujan.
Untuk mengingatkan lagi pemainan betengan , masyarakat desa Ngepeh Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, menggelar lomba betengan dengan mengusung tema Betengan Muldoko Cup, Jumat (23/9/2022)
Lomba di gelar selama tiga hari mulai 23 hingga 25 September di Bukit Cinta , Wahana wisata kebanggaan masyarakat setempat.
Dibuka langsung oleh kepala desa Ngepeh , Eko Nanang Cahyono , lomba ini di ikuti 18 tim dari warga setempat dan sekitarnya.
Selain memperebutkan tropi piala Muldoko , betengan ini juga berhadiah uang tunai dengan total jutaaan rupiah.
Sementara itu , dalam permainan betengan ini , tiap tim terdiri dari lima orang pemain , sekali tanding di beri waktu 15 menit.
Pemain harus menjaga bentengnya masing-masing yang disimbolkan dalam bentuk tiang kayu atau bambu , sebagai markas atau tempat berkumpul masing masing tim.
Pemain yang melewati garis tengah atau masuk dalam kawasan benteng lawan di artikan sebagai serbuan dan akan dikejar lawan dan jika tertangkap (tersentuh tangan lawan) akan jadi tawanan lawan dan tidak bisa mengikuti permainan.