Mohon tunggu...
John Berek
John Berek Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer); Menulis memang bukan bakat tapi suatu ketrampilan yang membutuhkan banyak belajar dan latihan

Apa yang terucap bisa lenyap, tetapi apa yang ditulis akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Kaya Arti

23 April 2021   14:29 Diperbarui: 23 April 2021   14:46 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seketika mataku tertuju pada sebuah buku berwarna coklat kemerahan yang teratur rapi pada rak buku perpustakaan pada ruangan Deposit, buku yang berkode 128.559.855. Kemudian ku raih buku itu ternyata buku yang ditulis oleh Mantan Gubernur NTT ke-5 yakni Mayjen (Pur) Herman Musakabe yang berjudul  Nuansa Kehidupan.

Dalam buku tersebut oleh penulis membagi manusia dalam pembangunan kedalam tiga kelompok yakni kelompok pertama adalah kelompok manusia kaya arti, kelompok kedua merupakan kelompok manusia miskin arti, dan kelompok ketiga adalah kelompok manusia bertentangan arti.

Ketiga kelompok manusia tersebut diilustrasikan ibarat sekelompok orang yang sedang memikul beban berupa sebuah batang pohon yang besar dan panjang. Diantara para pemikul itu ada sebagian orang yang menaruh beban dipundak dan sekuat tenaga memikul batang pohon itu dengan sungguh-sungguh, dan bermandikan keringat. Kemudian ada sekelompok orang yang juga ikut namun sekedar ikut berjalan, namun beban itu tidak dilektakkan di pundaknya. Lebih tragis lagi diantara pemikul itu ada kelompok ketiga , mereka tidak memikul beban itu, juga tidak berjalan bersama, namun mereka bergelantungan seperti kelelawar pada batang pohon tersebut. Mereka yang masuk dalam kelompok pertama adalah "Manusia Kaya Arti". Manusia pada kelompok kedua merupakan "Manusia Miskin Arti". Sedangkam manusia pada kelompok ketiga disebut "Manusia Bertentangan Arti".

Manusia Kaya Arti adalah manusia dengan upaya dan kemampuan dirinya dapat memberikan sumbangan jasa bagi lingkungan sosialnya. Dia tahu dan pandai memanfaatkan waktu untuk bekerja secara profesional dalam profesinya bagi lingkungan melalui karya nyata bagi sesama. Mereka adalah manusia dengan beragam profesi, apakah sebagai aparatur pemerintah, pengajar, pengusaha, intelektual, petani, nelayan, dan sebagainya yang melaksankan tugas kewajiban dengan baik dan bertanggungjawab. Mereka bukan sekedar pelaksana tugas rutin yang baik tetapi lebih dari itu mencintai profesinya dan memberi tambahan bagi profesi dan organisasinya. Apabila orang seperti ini berhalangan sementara atau berhalangan tetap maka ketidakhadirannya akan dirasakan lingkungan sosial/organisasi sebagai suatu kehilangan yang berarti. sebagai contoh seorang pemimpin organisasi seringkali merasa kehilangan, apabila bawahan yang bekerja baik dan penih dedikasi berhalangan. Bahkan mungkin, sang pemimpin enggan melepas apabila bawahannya itu dimutasi atau dipromosi ke luar organisasi.

Orang-orang yang kaya arti adalah orang-orang yang bukan hanya mau dan mampu bekerja pada profesinya tetapi juga menyukai bahkan sangat mencintai pekerjaannya. setiap pekerjaan yang dia tekuni tidak dirasakan sebagai beban tetapi sebagai talenta yang diberikan Tuhan kepadanya.

Manusia miskin arti adalah manusia yang tidak memiliki arti karena dia tidak mau dan tidak mampu memberikan arti bagi lingkungan sosial atau organisasiya. Mereka memiliki talenta tetapi menguburkannya dalam-dalam. Ketidakhadiran mereka dalam lingkungan sosial/organisasi  tidak dirasakan sebagai suatu kehilangan. Tampilan kerja orang yang miskin arti hanya pas-pasan dan menghindari tanggungjawab , diapun tidak membuat lebih. Orang yang miskin arti biasanya orang yang selalu memperhitungkan pamrih bahkan mengharapkan pamrih yang berlebihan sebelum melakukan sesuatu. Mereka adalah manusia yang mendapat julukan "manusia yang berkerja mencuri tulang".

Manusia bertentangan arti adalah manusia yang bukan hanya miskin arti namun keberadaannya sering bertentangan dengan arti atau makna diri yang diharapkan oleh lingkungan sosial atau organisasinya. Manusia bertentangan arti sering melanggar disiplin, sangat egois dan mementingkan diri sendiri, pada umumnya dia tidak disukai lingkungan sosialnya. Kehadiran mereka selalu disertai hal-hal yang destruktif karena selalu menciptakan suasana perpecahan. Manusia bertentangan arti suka usil dengan fitnah dan menyebar isu negatif, mereka yang tidak bekerja tetapi "mau terima jadi". Mereka adalah manusia yang mendapat julukan "manusia pemakan tulang rawan".

sekarang kita tinggal memilih, saya termasuk tipe manusia mana, apakah saya manusia kaya arti, , manusia miskin arti, atau manusia bertentangan arti?.

Daftar baca :

Musakabe, H. 1996. Nuansa Kehidupan (Bagian Pertama). Penerbit Yayasan Citra Insan Pembaru. Kupang.

Musakabe, H. 1997. Nuansa Kehidupan (Bagian Kedua). Penerbit Yayasan Citra Insan Pembaru. Kupang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun