Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tidur di Rumah Nenek

25 Mei 2020   21:39 Diperbarui: 25 Mei 2020   21:41 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://www.kompas.com/

Pandemik Covid 19 membuat cerita tersendiri bagi setiap orang, maklum saja kejadian ini baru terjadi selama hidup saya dan mungkin bagi sebagian orang. Aktivitas di rumah saja, kerja di rumah dan belajar di rumah membuat suasana rumah selalu ramai dengan berbagai aktivitas terlebih yang sudah berkeluarga. Dapat dibayangkan bagaimana jenuhnya aktivitas di rumah yang sudah hampir tiga bulan terlebih anak TK (Taman Kanak-Kanak). 

Aktivitas di TK yang biasanya dilakukan anak-anak adalah bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Kali ini berbanding terbalik karena pandemik Covid 19 ini memaksa untuk belajar di rumah. 

Banyak anak secara usia di TK A (5 sampai dengan 6 tahun) pastinya merasa jenuh dan bosan dengan aktivitas tersebut terlebih jika lingkungan rumahnya sudah seperti kota-kota besar umumnya, istilahnya "siapa lu, siapa gue" atau sepi bukan seperti di desa yang bebas tanpa sekat. 

Dapat dikatakan di komplek rumah kami tempati cenderung aktivitas anak di rumah aja terlebih saat pandemik Covid 19 ini. Terkadang anak-anak bertegur sapa hanya dari pintu rumah saja dengan percakapan layaknya anak-anak TK.  

Begitulah yang saya alami ditengah pandemik Covid 19, disaat kita dituntut produktif dengan work from home, kita juga harus menyiapkan materi belajar anak kita yang diberi pihak sekolah. 

Terkadang kita diajak anak untuk bermain, disaat yang bersamaan kita lagi mengadakan rapat online via aplikasi zoom (misalnya), terpaksa ditolak dengan halus dengan mengajak sang anak ikut rapat dengan mematikan videonya. 

Begitulah pengalaman saya selama tiga bulan ini untuk mengatasi rasa jenuh si anak. Tetapi ntah apa yang membuat sang anak tiba-tiba menyatakan bahwa tidak asyik di rumah saja dan lebih enak di sekolah karena dapat bermain sepuasnya dengan teman-teman sekolahnya.

Kejenuhan sepertinya melanda putri saya di rumah karena hanya bertiga (bapak, ibu dan putri saya) sehingga memaksa kami mencarikan solusi atas hal tersebut. Secara normal, sepertinya wajar putri saya seperti itu karena kita saja mungkin sebagian orang mengatasi hal tersebut. 

Hal yang kami coba lakukan adalah mengantarkan anak bermain dengan nenek dan kakeknya di desa, kebetulan ke rumah orangtua tidak terlalu jauh sekitar 25 menit. 

Disana beliau merasakan nuansa sekolahnya dulu karena tidak ada sekat bermain dan sebaya sang anak banyak di desa tempat orangtua saya tinggal. Tugas kami tentunya menjemput putri kami di sore hari untuk tidur bersama kami karena di pagi hari putri kami dijemput sama kakeknya. Begitulah salah satu solusi yang kami lakukan untuk mengatasi kejenuhan putri kami. 

Solusi kedua yang kami lakukan adalah mengundang anak paman saya tidur di rumah kami dengan dalih agar ada teman putri saya. Kali ini negosiasi kami berhasil kepada paman kami untuk memberi izin anaknya tidur di rumah kami. Putri kami merasakan keceriaannya karena memiliki teman di rumah kami untuk bermain sepanjang hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun