Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ide Uang Braille di Tahun Politik

18 November 2018   12:56 Diperbarui: 18 November 2018   13:24 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan Uang Rp 50.000 dan Rp 5.000 - Dokumentasi Pribadi

Ramai diperbincangkan netizen mengenai ide tim capres Prabowo -- Sandiaga untuk membuat uang braille yang mereka anggap lebih ramah untuk kaum tunanetra. Saya kemudian mencari kebenaran berita tersebut, ternyata perihal tersebut pernah dimuat di kompas.com dan berikut ini adalah kutipannya.

Direktur Komunikasi dan Media BPN Hashim Djojohadikusumo menyatakan, pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menyediakan uang ramah tunanetra jika terpilih.

Hal itu disampaikan Hashim dalam acara peluncuran buku Paradoks Indonesia karya Prabowo versi huruf braile di Media Center BPN Prabowo-Sandiaga, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

"Kebanyakan teman-teman penyandang tunanetra pekerjaannya di panti pijat. Ada yang ditipu. (katanya) Diberi Rp 50.000 enggak taunya Rp 5.000. Itu untuk mata uang braile," kata Hashim. (sumber)

Saya sebenarnya agak kurang setuju dengan ide tersebut. Yang pertama adalah uang fisik itu butuh biaya yang tidak sedikit untuk produksi. Belum lagi kalau uang itu berbentuk kertas. Mudah sekali rusak atau jadi tidak layak edar.

Misalkan uang kertas di strapless, dicoret-coret, robek, tentu sudah tidak layak edar. Kalau uang rusak tersebut sampai ke tangan Bank Indonesia pasti tidak akan dikeluarkan lagi lalu dimusnahkan. Setelah itu BI akan bekerjasama dengan perum Peruri untuk mencetak uang yang baru. Ada biaya yang keluar dari situ dan jumlahnya tidak sedikit.

Jika masalah yang ingin diselesaikan adalah supaya saudara-saudara yang tuna netra tidak ditipu, mengapa tidak mencoba untuk meningkatkan kemampuan mereka. Sesungguhnya uang kertas kita yang ada saat ini sudah dilengkapi dengan fitur khusus untuk tuna netra.

BI sudah membuat desain uang rupiah agar ramah untuk saudara kita yang tuna netra, sehingga mereka bisa mengenali secara uang yang ada di tangan mereka dengan cara meraba bagian pinggir kertas.

Untuk uang kertas pecahan Rp 100.000 memiliki satu blind code, untuk denom Rp 50.000 memiliki dua blind code, denom Rp 20.000 memiliki tiga blind code, untuk denom Rp 10.000 memiliki empat blind code, untuk denom Rp 5.000 memiliki lima blind code, untuk denom Rp 2.000 memiliki enam blind code, yang terakhir untuk denom Rp 1.000 memiliki tujuh blind code.

Kalau diraba ternyata sangat terasa perbedaan uang  denom lima ribu dengan denom lima puluh ribu. Uang lima ribu lebih banyak guratan-guratan garis lurus dibandingkan uang lima puluh ribu. Yang bisa jadi masukan justru bila uang tersebut sudah semakin aus hingga kurang terasa guratan tanda blind code nya. Mungkin uang tersebut bisa dimasukkan dalam ketegori uang tidak layak edar dan perlu segera diganti dengan yang baru agar saudara kita yang tuna netra dimudahkan dalam mengenalinya.

Kembangkan Uang Digital Ramah Tuna Netra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun