Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Ragukan Nikmat-Nya

25 Juni 2018   16:15 Diperbarui: 25 Juni 2018   16:11 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
/play.anghami.com/profile/49257210/10

Di suatu ketika terjadi silang pendapat antara suami-istri. Suami bercerita kepada sang istri kalau dia berencana mengambil kredit bank dengan potongan sekitar tujuh puluh persen dari total gaji yang diperolehnya perbulan. Si istri keberatan karena menurutnya kalau sebagian besar dipotong oleh bank, maka bagaimana dengan belanja harian kendati sebagai istri dia juga adalah seorang pegawai. Tapi menurut perhitungan istrinya itu masih kurang, makanya kalau bisa si suami disarankan untuk membatalkan rencananya tadi.

            Si suami berpandangan lain. Dia meyakini kalau pun dia hanya membawa sekitar tiga puluh persen dari gaji, itu tidak masalah. Dia berencana tidak akan tinggal diam dan akan mencari pekerjaan sampingan sehingga kekurangan yang dikhawatirkan istrinya dapat tertutupi. Dan yang menarik di kalimat akhirnya, kata si suami; ' Allah itu Maha Kaya, Insya Allah Swt akan memberikan kita rejeki sesuai kebutuhan kita'.

            Kalimat tawakkal inilah yang menjadi modal suami untuk berani mengambil kredit yang begitu besar. Terkait kredit bank sebenarnya si suami sendiri keberatan karena suku bunga yang begitu tinggi. Tapi, waktu itu dia sangat membutuhkan uang. Sudah berusaha dipinjam ke sana ke mari, tidak ada juga yang memberikan pinjaman. Akhirnya dia dengan terpaksa mengambil kredit bank tersebut, walau pun dia sering dengan ada sebagian ulama yang mengharamkannya. Tapi apa boleh buat, dia terpaksa melakukannya.

            Tentang hukum bunga bank itu riba atau tidak, sudahlah ada ahli hukum yang mengkajinya. Ada satu hal yang menarik perhatian saya, si istri ini seolah-olah ragu dengan nikmat Allah Swt. Padahal dalam al-Qur'an sudah ditegaskan bahwa semua makhluk hidup ciptaan Allah Swt di dunia ini sudah dijamin oleh Allah Swt, termasuk manusia.

            Manusia sebenarnya hanya mencari cara atau jalan bagaimana mengambil nikmat tersebut. Hal ini tentu berkelindan dengan kekokohan iman, pengetahuan, daya pikir, kreasi, inovasi, dan spirit yang dimiliki seseorang. Kalau aspek-aspek yang disebutkan tadi lemah, maka peluangnya untuk mengambil nikmat itu sangat kecil. Namun kalau aspek-aspek tadi dimilikinya dengan baik, maka peluangnya untuk mengambil nikmat Allah Swt sangat besar.

            Terkadang bukan persoalan manusia itu diberi atau tidaknya nikmat, akan tetapi perasaan selalu tidak cukup, mengeluh, dan seolah-olah Allah Swt itu tebang pilih dalam memberi nikmat. Sebenarnya nikmat Allah Swt itu tidak terhitung jumlahnya dan kalau pun kita berusaha menghitungnya, tidak akan pernah bisa. Oleh karena itu, bukan persoalan menghitung nikmat Allah Swt yang kita pikirkan, tetapi syukuri apa yang telah dicurahkan kepada kita.

            Nikmat itu bukan sekedar nikmat materi. Bahkan nikmat yang paling besar itu adalah nikmat iman yang disebut oleh Ibnu Qayyim al-Zaujiyah sebagai nikmat muthlak, yang diberikan hanya kepada orang tertentu saja. Kecuali itu, nikmat muqayyad, berupa nikmat fisik dan materi, itu semua diberikan oleh Allah Swt kepada siapa pun.

             Maka dalam surah ar-Rahman itu, berkali-kali Allah Swt menegaskan; 'maka nikmat Allah mana lagi yang kamu dustakan?'. Semoga kita ini menjadi orang-orang yang yakin terhadap nikmat Allah Swt sembari mensyukuri apa yang telah dicurahkan kepada kita, menjemput nikmat yang belum diperoleh dengan usaha, do'a dan tawakkal, sabar, dan hindari mengeluh. Wallahu a'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun