Indonesia merupakan negara pemilik bahasa daerah terbanyak ke-2 dunia setelah Papua Nugini. Sebanyak 734 bahasa daerah di Indonesia tersebar di 34 provinsi dari Sabang sampai Merauke.Â
Sementara itu Papua Nugini memiliki 867 bahasa daerah. Di Indonesia provinsi paling banyak memiliki bahasa daerah adalah Papua, yaitu 384 bahasa, dilansir dari laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BP2B) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud).
Ini menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan selain kaya akan alamnya. Kita patut bangga dengan negeri tercinta kita ini. 734 bahasa daerah namun disatukan dengan bahasa utama yaitu bahasa Indonesia atau yang di kenal dengan sebutan Bahasa saja oleh orang luar.
Namun seperti yang dilansir dari Liputan6.com, sebanyak 11 bahasa daerah telah punah dan 17 bahasa daerah lainnya terancam punah. Berikut data lengkapnya.
Bahasa daerah yang sejatinya lahir secara regenerasi, perlahan lenyap. Banyak sekali faktor bahasa daerah itu mulai ditinggalkan oleh penuturnya. Di antaranya  adalah ;
1. Perpindahan Penduduk
Faktor pertama ini diungkap oleh Dingding Khaerudin, salah satu dosen dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Dilansir dari Merdeka.com. Menurutnya, Jika perpindahan penduduk berujung pada perkawinan antar suku, keturunan mereka otomatis tidak lagi menggunakan bahasa daerah, baik bahasa daerah bapaknya maupun ibunya. Mereka akan memilih bahasa Indonesia yang lebih praktis. Jadi lenyaplah generasi pengguna bahasa daerah itu.
2. Mengedepankan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua orang di Indonesia. Bahasa Indonesia hadir sebagai salah satu unsur penyatu semua perbedaan kebudayaan Indonesia. Demi kemajuan dan intergrasi, bahasa Indoneisa wajib digunakan. Ini sangat baik sebetulnya. Namun ini jugalah  yang menyebabkan bahasa daerah perlahan ditinggalkan. Saat ini penggunaan bahasa indonesia diwajibkan sejak dini oleh banyak orang tua. Seperti yang terjadi di kampung saya saat ini, Manggarai-NTT. Anak  yang tidak bisa menggunakan bahasa daerah menjadi kebanggan tersendiri bagi orang tua.
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi telah menjadi salah satu alasan utama dari apa saja yang berubah di dunia ini. Teknologi menfasilitasi penetrasi budaya asing untuk hadir ke budaya lokal. Sehingga kebudayaan suatu daerah mengalami pergeseran. Seorang dianggap kuno dan dikucilkan jika menggunakan bahasa daerah saat ini. Lagi-lagi kasus ini sering terjadi di daerah saya, Manggarai. Teknologi informasi menghadirkan dimensi kehidupan yang baru. Dengan begitu bahasa daerah perlahan lenyap di dalamnya. Generasi muda melupakan bahasa ibunya.