Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Harus Kehilangan Pemain

8 Desember 2021   18:25 Diperbarui: 8 Desember 2021   18:25 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain PSS Sleman, Irfan Jaya saat merayakan golnya (Foto : Dok.PSS)

Maka, ketika terjadi "bedol deso" tidak elok jika mereka lalu dicap tidak cinta atau bermain dengan hati bagi klubnya. Bermain dengan hati tapi klub tidak menghargai, atau tidak memberikan suasana nyaman, apakah pemain akan terus betah?. 

Begitu juga dengan suporter yang secara sadar atau tidak sadar menjadi beban tersendiri bagi manajemen dengan tuntutan dan aksinya. Biasanya dengan dasar memiliki, peduli dan sebagainya. Tak lagi "suporter sebatas tribun", slogan yang sering didengungkan suporter manapun.

Justeru itu merupakan instrospeksi bagi sebuah klub :"Kenapa bedol deso, terjadi? Apakah manajemen yang bobrok, penuh intrik atau kencangnya politik di dalamnya, suporter yang terlalu jauh campur tangan?.  Semua itu, jika benar ada, jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi pemain.

Pada sisi lain juga menjadi cermin bagi suporter. Tidakkah mereka terlalu campur tangun, bahkan sampai menduduki kantor manajemen yang mewadahi klub kesayangannya. Akankah pemaksaan seperti itu terus dijalankan, meski dengan cibiran dari suporter lainnya. Tidakkah terpikirkan aksi seperti itu bisa menjadi role model bagi suporter muda lainnya?.

Semua itu bisa saja terjadi, dan jelas memberi dampak psikologis yang tak terelakkan bagi pemain. Mereka tidak tuli atau memejamkan mata dengan segala perkembangan yang ada. Berbagai kejadian yang terkait dengan klub yang dibelanya pasti memberi dampak psikologis yang menjadi salah satu penyebab penurunan performa saat bertanding.

Maka ketika ada  pemain pergi, bahkan sampai bedol deso, biarkanlah pergi. Mereka telah menjalankan tugasnya sebagai pemain, berlatih keras, bertarung di lapangan untuk meraih kemenangan. Jangan dicaci-maki, disebut tidak memiliki cinta atau bermain dengan hati. Sikap seperti itu justeru akan menuai tidak simpati, ketidakdewasaan. 

Biarkanlah kepergian menjadi cermin bagi semuanya. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun