Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Piala Menpora 2021, Sebuah Pintu yang Mepet dan Penuh Dilema

26 Februari 2021   15:22 Diperbarui: 28 Februari 2021   07:32 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menpora serahkan surat izin kompetisi kepada PSSI (Dok. PSSI.org)

Turnamen Piala Menpora 2021, ajang pra musim sebelum dimulainya Liga 1 2021, akan digelar pada 20 Maret 2021 dan berakhir 25 April 2021. Semua tim peserta Liga 1, 18 klub, akan ikut turnamen itu.

Piala Menpora lama tak terselenggara, terakhir 2013 lalu yang dengan Arema Indonesia sebagai juara setelah di final berhasil mengalahkan klub asal Australia, Central Coast Mariners 2-1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Turnamen pramusim pada hakekatnya merupakan ajang persiapan bagi klub untuk menuju ke kompetisi yang sebenarnya. Klub mematangkan dan menganalisis kerja sama tim, melihat kemampuan pemain yang baru bergabung sambil mematangkan persiapan lain seperti kerja sama dengan sponsor dan mitra (partner).

Kejuaraan kali ini terbilang istimewa. Ini merupakan laga resmi pertama sejak sepak bola Indonesia mati suri akibat pandemi. Sebelas bulan sudah kompetisi terhenti. Klub morat-marit mengatur keuangannya. Para pemain hanya mendapat seperempat gaji, sesuai keputusan PSSI. 

Belum lagi lagi tak adanya pemasukan dari sponsor, tiket penonton dan merosotnya penjualan jersey membuat klub tak sekadar berdarah-darah tapi sudah masuk ruang ICU.

Izin kompetisi pun tak kunjung tiba, hingga berembus angin segar dengan didapatkannya izin mengadakan turnaman pramusim dari kepolisian pada 18 Februari 2021 lalu. Berbagai komentar pun bermunculan, termasuk protes dari klub yang menganggap rentang waktu sebulan itu sangat mepet.

Bagaimanapun turunnya izin dari kepolisian untuk menggelar turnamen bisa membuat klub-klub menarik lepas lega, karena jika berlangsung aman bisa menjadi pintu bagi izin kompetisi Liga 1. Tentu diikuti juga dengan izin untuk gelaran kompetisi Liga 2, 3, Elite Pro Academy, dan Sepak Bola Putri.

Aman diartikan benar-benar tidak ada penonton yang menyusup atau menerobos masuk stadion. Tak kalah pentingnya, meski berlangsung dalam protokol kesehatan yang ketat diharapkan tidak memunculkan klaster baru penderita Covid-19.

Arema saat menjadi juara Piala Menpora 2013 (Foto : detiksport)
Arema saat menjadi juara Piala Menpora 2013 (Foto : detiksport)
Dilema

Meski merupakan angin segar, menjadi pintu bagi izin kompetisi, tapi turnamen Piala Menpora ini menjadi dilema bagi klub Liga 1.

Vakum selama hampir setahun membuat klub sempoyongan. Tak ada pertandingan membuat kontrak dengan sponsor harus direvisi, bahkan bisa jadi batal. Pemasukan tak ada dari tiket penonton. Berbagai jurus sudah dikeluarkan untuk membantu klub tetap bertahan.

Maka ketika kepastian adanya turnamen pada 20 Maret 2021, klub pun bersiap meski dalam sikap kebat-kebit. Mereka harus mempersiapkan tim yang sudah dibubarkan atau diistirahatkan, dengan status semua pemain sudah habis masa kontraknya.

Para pemain lama yang dipertahankan harus dikontrak, juga yang baru (jika klub punya dana untuk mendatangkan pemain baru). Mempersiapkan lapangan dan jadwal latihan, menyediakan mess dan hotel/apartemen, menghitung biaya tandang, dan lainnya.

Jika klub mengontrak pemain dalam jangka waktu pendek, katakanlah 2 bulan saja (Maret-April) untuk turnamen Piala Menpora 2021 (yang berakhir 25 April), jelas melanggar aturan FIFA.

Sebaliknya jika mengontrak untuk satu musim (10 bulan), lalu kompetisi tidak mendapat izin dari kepolisian, bukankah akan membuang uang untuk menggaji pemain?

Apapun polemik dengan dilemanya yang ada, turnamen ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi klub untuk membuktikan dirinya bersiap menjadikan dirinya sebagai sebuah industri yang siap. Pelajaran dari pandemi saat ini merupakan modal besar bagi semua klub untuk lebih berani, optimis, dan tak gentar menghadapi kompetisi mendatang.

Di sini dibutuhkan perubahan pola pikir yang mungkin selama ini cenderung berpikir jangka pandek. Dalam istilah Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada, Marco Gracia Paulo, "Membangun klub secara utuh dan berkelanjutan dan bukan hanya tim yang berlaga dari musim ke musim kompetisi."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun