Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mereka yang Sering Tidak Disebut

10 Juli 2020   04:22 Diperbarui: 11 Juli 2020   02:12 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Arema FC, Aremania saat mendukung timnya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur. (Foto: KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU)

Sudah banyak disampaikan para ahli, karyawan merupakan aset sebuah perusahaan, selain pelanggan. Dua asset itu yang dapat membantu bisnis terus beroperasi dengan lancar.

Beberapa peran penting karyawan antara lain kemampuan karyawan yang optimal mampu meningkatkan daya saing perusahaan, kreativitas akan mendongkrak inovasi perusahaan dan karyawan dapat menjaga citra serta nama baik perusahan.

Berita tentang nasib karyawan klub di tengah pandemi Covid-19 ini baru muncul di media tentang keputusan manajemen Arema FC untuk tidak memotong gaji karyawannya.

 ''Yo ora, Mas. Karyawan tetap mendapatkan gaji seperti sebelum ada covid-19. Tidak ada pemotongan gaji. Kalau dipotong, kasihan mereka. Jumlah gajinya tidak seberapa dibanding gaji pemain,'' ujar General Manager Arema FC, Ruddy Widodo.

Para karyawan Arema FC tetap mendapat gaji penuh, bahkan secretariat Arema FC harus tutup sekitar tiga bulan saat Covid-19 mulai merajalela.

Menurut manajemen Arema FC surat keputusan PSSI terkait gaji di klub hanya berlaku pada pemain dan pelatih, karena mereka yang berkaitan dengan keputusan tersebut dan bukan karyawan tim.

Darimana Arema FC bisa membayar gaji karyawan itu, di tengah situasi tak adanya pemasukan dari sponsor dan tiket, juga seretnya subsidi dari PT Liga Indonesia Baru?. Menrut Ruddy, manajemen terpaksa harus minta ke owner.

'Beruntung owner bisa memahami dan mengerti dengan kondisi ini,'' jelas Ruddy.

Sayangnya, sejauh ini hanya Arema FC yang berbicara dan diberitakan di media. Tak ada kabar dari klub-klub lain, yang konon memotong gaji karyawannya. Ada yang sebesar 50%, ada yang kurang dari itu.

Mekanismenya pun ada yang transparan, dalam arti karyawan diajak berdialog. Ada yang sepihak, tahu-tahu saat menerima gaji sudah dipotong oleh perusahaan. Bahkan ada yang sudah dipotong tapi terlambat sampai sebulan bahkan lebih, tanpa pemberitahuan atau penjelasan apapun tentang hal itu.

Bisa dibayangkan bagaimana keterlambatan seperti itu ditanggung oleh karyawan, yang gajinya jauh dibanding dengan yang diterima pemain atau pelatih. Membayar listrik, uang sekolah anak gas, belanja sehari-hari dan lainnya yang harus ditutupi dengan gali lobang, menanti tibanya gaji yang terpotong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun