Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

PSS Sleman, Antara Bombastis dan Realistis

8 Januari 2019   04:49 Diperbarui: 10 Januari 2019   15:37 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSS Sleman| Sumber: bolasport.com/Stefanus Aranditio

Tak hanya sampai di situ, tim yang berkandang di Stadion Maguwoharjo ini juga belum memboyong pemain baru maupun pilar asing untuk bersaing di Liga 1 2019.

Suporter yang mulai gerah dengan lambannya manajemen tim jangan didiamkan. Harus ada penjelasan lengkap kenapa terjadi kepasifan seperti itu.

Pelatih PSS Sleman Seto menilai Elang Jawa saat ini telah berada di jalur yang tepat. Ia beralasan soal itu tidak kelamaan, apalagi PSS tidak tahu jadwal Liga 1 mulainya kapan.

Jika pemikiran seperti diamini oleh semua pihak yang ada di manajemen, berat langkah PSS Sleman nantinya. Apalagi jika beranggapan waktu 3 bulan misalnya dianggap sebagai pemborosan dengan belanja pemain baru atau memberi kontrak lagi ke pemain lama. Waktu 3 bulan itu ukurannya sebentar saja bagi tim yang mempersiapkan diri di Liga 1.

Mungkin manajemen PSS Sleman lupa tentang pra-kontrak yang bisa dilakukan sebagai pengikat bagi pemain lama untuk tetap membela klub di kompetisi mendatang. Hal itu lumrah dilakukan tim-tim lain, terutama bagi punggawa asing yang tentu tak mau menghabiskan waktunya di Indonesia menunggu sodoran kontrak.

Seorang pemain andalan PSS Sleman yang turut mengantar klub itu naik ke Liga 1 mengatakan "Mungkin manajemen masih ada yang anggap saat ini masih berkiprah di Liga 2. Tim lainnya bergerak cepat tapi tidak terlalu mau kelihatan,".


2. Manajemen

Penunjukan Retno Supardjiono memang cukup mengejutkan. Suporter pun, seperti terlihat di medsos tampak kecewa. Hal ini tak bisa disalahkan, karena tidak ada rekam jejak Retno sebagai pelaku sepak bola, kecuali disebut dekat dengan suporter dan semua pihak di PSS Sleman.

Namun memberi tudingan seperti itu belum tentu benar, karena belum terlihat kinerjanya dalam gerakan tim di mata publik. Bisa jadi ia sedang beradaptasi dengan jabatan barunya ini. Jabatan yang selama ini disaksikannya saja pada diri almarhum suaminya, Supardjiono.

Kerja manajer baru PSS Sleman memang tak mudah. Ia tak hanya bekerja keras untuk tim utama saja, tapi juga diharuskan mempersiapkan tim usia seperti U-16, U-19, dan U-21. Pembinaan usia muda ini jadi kewajiban peserta Liga 1 sedari 2018 lalu, yang terkait dengan pencairan dana subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB). Dari total subsidi Rp 7,5 miliar, sebagian (Rp 2,5 miliar) diberikan kepada klub untuk pembinaan usia muda.

Keuntungan lain dari pembinaan itu tentu adanya stok pemain penerus untuk kompetisi selanjutnya. Belum lagi aspek komersial yang didapatkan jika ada pemain berbakat yang diminta tim lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun