Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Fokus Jadi Gubernur atau Ketua Umum, Pak Jenderal?

7 Juli 2018   07:05 Diperbarui: 8 Juli 2018   18:10 3288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: juara.net

Semestinya pers mengajukan pertanyaan yang mudah saja kepada Edy Rahmayadi, yang saat ini sedang menikmati kemenangannya di Pilkada Sumut 2018. Satu pertanyaan yang sederhana : "Pak Edy akan fokus mana, Sumut atau PSSI?."

Pasti akan dijawabnya, karena sesaat setelah terpilih di kongres PSSI, 10 November 2016 ia juga memberi jawaban soal rangkap jabatan sebagai Pangkostrad (Panglima Komando Strategis Angkatan Darat) dan Ketua Umum PSSI.

Saat itu ia menegaskan tetap memiliki fokus lebih besar terhadap profesinya sebagai tentara.

"Tetap fokus di militer, tentara itu profesi saya," ucap Edy Rahmayadi yang jenderal bintang tiga.

Tapi rupanya fokusnya tak lama, karena godaan terjun ke dunia politik lebih kuat magnetnya. Belum setahun menjabat ketua umum PSSI, pada 17 September 2017 ia menyatakan minatnya untuk terjun ke Pilkada 2018.

Dunia militer pun ia tinggalkan, pensiun dini pada Desember 2017 untuk bisa mendaftar sebagai calon gubernur. Jabatan Ketua Umum PSSI pun "dilepas" dengan mengambil cuti selama empat bulan (12 Februari 2018 hingga 30 Juni 2018) agar lebih berkosentrasi melakoni persiapan dan musim kampanye Pilkada Sumut.

Jadi bisa dibayangkan begitu penting dan fokusnya Edy Rahmayadi untuk Pilkada Sumut itu, dengan melihat persiapannya. Jabatan Ketua Umum PSSI yang baru setahun lebih dipegangn rela "dilepaskan".

Apalagi sekarang dia sudah jadi pemenangnya, mengalahkan Djarot dan Sihar Sitorus. Tak terbayangkan bagaimana tugas sehari-hari sebagai gubernur Sumut akan menjadi fokus barunya.

Kedua tugas itu, memajukan PSSI dan Sumut sama-sama mulianya, memberi manfaat bagi rakyat. Tapi jika hasilnya setengah-setengah, atau bahkan terbengkalai, pasti lain lagi ceritanya. Bukannya sanjungan yang didapat tapi kritikan, bahkan makian yang akan berseliweran.

Sebagai Ketua Umum PSSI, misalnya,  janjinya mengusut kematian salah seorang suporter Persita Tangerang, Banu Rusman yang terjadi saat pertandingan antara PSMS Medan dan Persita di laga terakhir Grup B Liga 2, 12 Oktober 2017 masih belum juga terealisasi.

Kita masih ingat bagaimana Edy bereaksi di akun media sosialnya: "Saya akan usut tuntas persoalan kericuhan saat pertandingan PSMS dan Persita, yang bersalah pasti dihukum. Saya tegaskan yang bersalah pasti dihukum."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun