Mohon tunggu...
Johannes Louis
Johannes Louis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STFT Widya Sasana, Malang

Manusia adalah makhluk berpikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langkah Baru Menapaki Hidup

22 September 2021   10:30 Diperbarui: 22 September 2021   10:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu ketika ada seorang anak kecil yang bercita-cita menjadi perawat di sebuah rumah sakit. Anak ini bukan sembarang anak. Tidak kaya tidak juga miskin, tidak pintar tidak juga bodoh, namun hanya satu yang dimilikinya yaitu tekad. Panggil saja dia Marble, seorang anak perempuan yang sejak dilahirkan tidak mengenal siapakah kedua orang tuanya. Ayahnya meninggal saat bertugas sebagai tentara di luar negeri sedangkan ibunya meninggal ketika melahirkannya. Sejak dilahirkan, Marble diasuh oleh bibinya, seorang perempuan paruh baya yang rupawan dan penyayang.

Kala waktu berada dipertengahan tahun 2010, Marble menginjak usianya yang ke 10, dan ia tidak menduga bahwa bibinya menghadiahkannya sebuah boneka berbie berbaju perawat. Ia menyukainya layaknya sebagai barang paling berharga. Matanya melihat boneka itu secara teliti hingga membayangkan alangkah cantiknya bila ia bisa memakai baju perawat.

Dalam beberapa kesempatan ia mengunjungi rumah sakit untuk mengunjungi teman bibinya yang sakit. Ia tersenyum-senyum setiap kali melihat perawat yang berpapasan dengannya sembari mengandaikan dirinya dibalik baju putih dengan topi putih yang menutup rambut kepalanya. Secercah harapan muncul dari sanubarinya memilih jalan hidup menjadi perawat. Kadang rasa penasaran itu muncul dari lubuk hatinya alasan kenapa ia tertarik menjadi perawat. Perawat baginya adalah tugas mulia untuk merawat setiap manusia. Ini masih sebatas pemahamannya meski masih dianggap sebagai anak kecil.

Sewaktu-waktu ia pernah mengungkapkan isi hati pada bibinya untuk menjadi perawat.

"Bi, aku rasa jadi perawat itu sangat menyenangkan." Katanya.

"Ya, memang menyenangkan karena kamu bisa membantu banyak orang." Sahut Bibi.

"Kalau gitu aku pengen jadi perawat biar bisa bantu banyak orang." Katanya dengan penuh keyakinan

"Kalau kamu mau jadi perawat, kamu harus belajar rajin ya." Jawab Bibi sembari mengelus rambutnya yang panjang nan hitam legam."

-|-

Semenjak itu, Marble memiliki tekad untuk menjadi seorang perawat hingga pada akhirnya 10 tahun kemudian, ia menyelesaikan pendidikan di suatu fakultas perawat dan lulus dengan gelar sarjana. Tahun 2020, saat itu Covid-19 menjadi masalah baru di seluruh dunia, tetapi tidak untuk seorang Marble yang memiliki tekad untuk merawat setiap pasien.

Marble pernah mengikuti program magang dari kampus dan ia sangat antusias. Tempat magang pertamanya berada di sebuah rumah sakit negeri yang bisa dikatakan sebagai rumah sakit umum serba minimalis. Fasilitas kesehatan yang serba minimalis menjadi kendala bagi para tenaga kesehatan untuk merawat setiap pasien. Tapi tidak menjadi alasan bagi Marble untuk berunjuk gigi. Kerap kali Marble mendapat tugas untuk menemani dokter untuk merawat pasien. Momen ini selalu ditunggu-tunggu olehnya. Ia sendiri pernah merawat pasien yang terjangkit malaria, hepatitis, hingga tipus. Semua terasa menyenangkan baginya setiap kali menyemangati para pasien untuk bertahan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun