"Ciap ciap ciap..."Suara anak-anak ayam terdengar. Kaki-kaki kecil berjalan diantara tanah yang basah. Hujan baru saja berhenti. Langkah-langkah anak-anak ayam mengikuti induk ayam didepannya. Tiba-tiba, langkah-langkah tersebut berhenti.
Induk ayam mematuk butiran nasi yang dibuang diantara batu-batu kerikil. Terkadang, paruhnya mencakar kerikil-kerikil, sehingga butiran nasi yang dibuang dapat dipatuk dengan bebas.
"Ciap ciap ciap..." Anak-anak ayam menikuti induknya. Paruh-paruh kecil tersebut belajar mematuk butiran nasi, seperti yang dilakukan induknya. Terkadang, induk ayam mengembangkan sayapnya dan melindungi anak-anaknya. Kemudian, induk ayam berjalan didepan dan anak-anaknya mengikuti. Kecuali, satu ekor anak ayam masih asyik mematuk butiran nasi.
Hop! Tiba-tiba anak ayam tersebut melompat, disaat menyadari. Ternyata, sang induk dan saudara-saudaranya tak ada. Anak ayam tersebut berlari menyusul induk ayam dan saudara-saudaranya. Induk ayam mengembangkan sayap dan melindungi anak-anaknya kembali.
Induk ayam yang baik telah memberi contoh bagaimana menjaga dan melindungi anak-anaknya. Maka, kita pun dapat belajar, bahwa didalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita dapat percaya dan mengandalkan Tuhan sebagai anak-anak Tuhan. Bahwa Tuhan akan selalu menjaga dan melindungi kita disetiap jalan kehidupan. Tentu saja, kita juga harus berjalan mengikuti dan mencontoh teladan yang Tuhan berikan. Kita berjalan menurut ajaran dan nasihat Tuhan, yang ditunjukan Tuhan didalam firman Tuhan.
                                                      ***
Penulis : Johanna Ririmasse