Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Gratis? Tirulah Kabupaten Kayong Utara Kalbar

24 Mei 2011   09:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_111706" align="aligncenter" width="635" caption="Pendidikan gratis bermutu pasti dapat dilakukan jika kepala daerah mempunyai iktikad kuat mewujudkannya."][/caption]

Sepertinya tidak mungkin. Mana ada pendidikan gratis? Sekadar kencing ke toilet saja, kita mesti membayar Rp 1000. Namun, kabar ini bukanlah isapan jempol. Ada sebuah daerah yang membebaskan biaya pendidikan hingga SMA/ SMK. Manakah itu? Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat.

Aku terhenyak ketika membaca berita Kompas cetak kemarin (Senin, 23 Mei 2011). Sebuah daerah yang hanya mempunyai Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 5 M pada 2009, berani-beraninya mengeluarkan kebijakan pendidikan gratis hingga jenjang bangku SMA/ SMK. Sungguh kebijakan yang luar biasa. Bahkan, berita itu juga menuliskan bahwa setiap siswa masih mendapat seragam gratis minimal 2 stel setiap tahun ajaran baru. Luar biasa...!!!

Jika direnungkan dengan pikiran jernih, tentunya ada sesuatu yang menjadi dasar atas diberlakukannya pendidikan gratis itu. Ditilik dari berita itu, aku dapat menarik kesimpulan bahwa Kepala Daerah Kabupaten Kayong Utara memang berkehendak untuk berani berinvestasi jangka panjang demi kemajuan daerahnya.

Pendidikan menjadi hak setiap warga negara. Itu dijamin cukup jelas dalam UUD 1945. Namun, pendidikan ternyata masih menjadi impian bagi kebanyakan orang. Di sana-sini, kita mudah menemukan anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Ketika ditanya, mereka sering menjawabnya dengan alasan ketiadaan biaya. Maka, mungkin saja persoalan dunia pendidikan kita akan menjadi semakin runyam dari tahun ke tahun. Angka putus sekolah mungkin saja akan meningkat seiring tingginya biaya pendidikan. Berdasarkan kondisi demikian, aku memberanikan diri untuk memberikan sekadar idea tau gagasan agar pendidikan menjadi terjangkau. Tiga ide ini tentunya diharapkan menjadi bahan pertimbangan pihak berwenang. Ketiganya adalah:

Ide Satu: Ciptakan Mind Set Kejujuran

Pola pikir kejujuran harus tertanam dalam-dalam pada setiap warga daerah. Kepala daerah harus dapat menjadi pemimpin yang layak menjadi teladan bagi bawahan. Ciptakan kesederhanaan sejak hulu hingga hilir. Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Artinya, panen baru akan dicapai pada sepuluh-dua puluh tahun ke depan. Belajarlah ke Jepang atas tragedi PD II.

Setiap proyek pembangunan harus dikerjakan dengan jujur. Kontraktor dan pejabat harus mempunyai kesamaan niat yang baik demi kemajuan daerah. Maka, pastilah akan terwujud sebuah bangunan yang indah dan kokoh karena kejujuran para pembangunnya.

Ide Dua: Bentuk Kebersamaan

Masyarakat perlu disadarkan agar anak-anaknya disekolahkan. Masyarakat harus ikut peduli atas kemajuan daerahnya. Yang miskin bekerja keras dan yang kaya membantu yang miskin. Menciptakan semangat kebersamaan adalah syarat mutlak keberhasilan pembangunan di atas. Hindarkanlah egoisme yang dapat mencabik-cabik kebersamaan. Satu rasa, satu niat dan satu tujuan demi kemajuan daerahnya.

Ide Ketiga: Kembangkan Kurikulum Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun