Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merayu Penerbit Buku

30 Mei 2012   20:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13384104201313590299

[caption id="attachment_191567" align="alignleft" width="300" caption="Pintar-pintarlah memilih penerbit buku."][/caption]

Beda rumah beda pula isinya, begitulah ungkapan untuk menggambarkan keberminatan. Meskipun sama-sama rumah sebagai tempat berteduh, penghuninya tentu memiliki kesukaan yang berbeda-beda. Ada penghuni rumah yang gemar mengoleksi barang elektronik, tetapi ada pula penghuni rumah yang mengoleksi benda-benda antic. Kondisi yang demikian pun dapat diterapkan pada penerbit.

Setiap penerbit memiliki kesukaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita mungkin sering berpikir tentang kecirian khusus. Ada penerbit yang terkenal sebagai penerbit buku sekolah, tetapi ada pula penerbit yang terkenal sebagai penerbit buku fiksi. Sebenarnya penerbit dapat menerbitkan semua jenis buku, tetapi mereka sering mengenalkan diri sebagai penerbit buku tertentu. Itulah cirri khas penerbit sehingga pengguna buku pun dimudahkan jika memerlukan buku yang pernah diterbitkannya.

Bagi penulis buku pemula, tentu dirinya akan merasa canggung atau malu. Penulis merasa bahwa naskahnya kurang bagus. Anggapan itu tentu akan berdampak pada rasa percaya diri. Penulis menjadi enggan untuk mencoba menggali informasi penerbit. Dan jika rasa itu terus dipelihara, penulis itu sudah menciptakan kegagalan baginya. Maka, seorang calon penulis harus mempunyai keyakinan dan keteguhan hati bahwa naskahnya adalah naskah terbaik.

Rasa kebanggaan itu akan berdampak positif ketika naskah itu ditawarkan kepada penerbit. Setiap penerbit pasti mewawancarai atau menanyakan kelebihan naskah penulis. Penerbit akan menyukai tulisan-tulisan inspiratif, berisi, dan sarat manfaat. Bukan sekadar tulisan yang berisi keluh kesah atau rasa diri. Keinginan yang demikian harus diperhatikan sang penulis. Berkenaan dengan kondisi demikian, saya akan berbagi tips tentang strategi atau teknik menawarkan naskah kepada penerbit.

Kenali Produk Penerbit

Ketepatan pemilihan penerbit akan menjadi awal kesuksesan penulis buku. Oleh karena itu, penulis buku mesti memerhatikan kesukaan penerbit. Maka, alangkah baiknya penulis memelajari jenis-jenis produk yang pernah diterbitkan penerbit dimaksud. Silakan Anda membeli beberapa buku dan pelajarilah kecirian khusus yang dimilikinya. Dari kegiatan itulah, Anda akan mengetahui jenis naskah yang disukai penerbit: apakah penerbit itu menerbitkan buku sekolah, buku bahan ajar, buku life skill, atau buku-buku motivasi?

Berikan Mind Set

Penerbit jarang meminta naskah utuh. Biasanya penerbit minta mind set atau kerangka susunan isi buku. Oleh karena itu, susunlah tulisan Anda dalam bentuk mind set yang apik dan unik. Maksudnya, buatlah kerangka buku yang berbentuk daftar isi. Kerangka alur pengembangan dan materi akan menjadi daya tarik pihak editor ketika membaca tulisan kita. Biasanya editor cukup memperhatikan kemahiran penulis dengan membaca kerangka buku yang disusunnya.

Sampaikan Deskripsi Singkat

Semacam proposal produk, sampaikanlah kelebihan naskah buku Anda dalam bentuk deskripsi singkat. Berikanlah gambaran atau deskripsi kelebihan buku secara komprehensif. Yakinkanlah bahwa naskah kita adalah naskah terbaik dan jarang ada naskah buku sebagaimana tulisan kita. Penulis harus meyakini naskahnya sebagai naskah spesial dan meyakinkan penerbit disertai dengan data-data. Maka, akan lebih baik jika penulis menggunakan beberapa contoh buku lain yang sejenis sebagai pembanding

Berikan Hard Copy

Tidak semua orang baik tetapi banyak orang masih berkelakuan baik. sedemikian halnya dengan penerbit, tidak semua penerbit baik tetapi ada pula penerbit yang nakal. Penerbit itu sering “mencuri” naskah, menerbitkan naskah buku tanpa memberikan haknya kepada penulis, dan memberikan laporan palsu kepada penulis naskah. Untuk menyikapi kelakuan penerbit nakal itu, sebaiknya Anda memberikan hard copy atau cetakan kepada penerbit. Mengapa? Karena keteledoran penulis dengan memberikan soft copy, penerbit kadang mengubah nama penulis tanpa pemberitahuan. Oleh karena itu, mintalah bukti penerimaan naskah yang diberi stempel perusahaan atau penerbit. Bukti penerimaan itu dapat digunakan untuk menjadi barang bukti jika terjadi masalah di kemudian hari.

Rajin Berkomunikasi

Silaturahim akan mendatangkan banyak rezeki. Maka, rajin-rajinlah Anda bersilaturahim dengan banyak orang. Sikap yang demikian pun perlu dimiliki (calon) penulis buku. Gemarlah Anda bersapa dengan penulis senior dan sering-seringlah berdiskusi dengannya. Mintalah saran dan nasihatnya atas kualitas tulisan kita. Terimalah kritikan atau sarannya dengan senang hati. Hendaknya calon penulis buku menjauhi sikap resisten atau kebal kritik. Dari perhatian penulis senior itulah, penulis pemula akan mulai mendapatkan angin segar menuju penulis profesional

Senang rasanya saya disapa sahabat akhir-akhir ini melalui telepon, SMS, email, atau inbox. Rerata sahabat menanyakan tips menawarkan naskah ke penerbit. Sebenarnya saya telah menuliskan cukup banyak tips yang berhubungan dengan kepenulisan buku dengan segala hal yang berhubungan dengan penerbitan buku. Namun, ternyata masih banyak rekan-rekan masih berharap tentang tips ini. Mudah-mudahan tulisan ini dapat menjadi jawaban karena saya tidak mungkin membalas pesan-pesan satu persatu. Semoga sekadar tulisan ini bermanfaat. Amin. Terima kasih.

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun