Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tips Menulis Buku Antologi Puisi atau Cerpen

1 Agustus 2011   14:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:11 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:77) mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang. Itu berarti bahwa antologi dapat berasal dari karya pribadi maupun kelompok. Beberapa tulisan yang tercecer di sana-sini dapat dikumpulkan sehingga terdokumen secara apik. Setelahnya, tentu kumpulan naskah itu akan menjadi lebih bermanfaat jika dijadikan buku. Tulisan malamku: Tips Menulis Buku Antologi Puisi atau Cerpen.

Setahun lebih saya menjadi penghuni di sini. Saya berbaur dengan banyak teman dengan beragam latar social, profesi, dan keahlian. Bahkan, saya mengenal teman-teman yang berasal nun jauh di negeri seberang. Sebuah pengalaman yang teramat berkesan. Kesan positif menjadi lebih positif ketika saya sesekali singgah di lapaknya untuk membaca dan mengomentari karyanya. Dan saya menemukan kehebatan teman-teman. Ternyata, teman-teman mempunyai talenta untuk menjadi penyair dan cerpenis yang andal.

[caption id="attachment_126436" align="alignleft" width="300" caption="Inilah salah satu karya terbaikku."][/caption]

Oleh karena itu, saya memberikan usulan kepada teman-teman agar mengumpulkan naskah-naskah puisi dan cerpen itu sehingga dapat dibukukan. Meskipun belum pernah menyusun buku yang berbentuk antologi, saya akan berbagi tips penyusunan buku antologi. Teramat kebetulan saya pernah menulis buku tentang Menjadi Cerpenis dan Menjadi Penyair.

Untuk menulis buku antologi puisi dan cerpen, ada tiga tahapan yang perlu disiapkan. Ketiganya adalah menemukan karya terbaik, mencari endorsement, dan menerbitkannya. Berikut kupasannya.

Tips 1: Menemukan Karya Terbaik

Tentunya Anda meyakini bahwa semua karyanya adalah karya terbaik. Semua karya itu dihasilkan dengan kerja keras. Saya percaya itu. Namun, saya menebak bahwa hanya ada satu atau dua karya yang teramat istimewa. mungkin karya itu dikarang berdasarkan momen yang teramat istimewa atau mempunyai nilai historis atau romantika. Oleh karena itu, Anda dapat menggunakan judul karya itu sebagai judul buku antologi Anda. Judul buku itu akan memancing calon pembaca sehingga terpikat untuk membaca dan membelinya. Naskah lainnya dapat disusun berdasarkan urutan waktu atau kesukaan Anda.

Tips 2: Mencari Endorsement

Sebaiknya Anda mencari penyair atau cerpenis yang sudah mempunyai “nama”. Mintalah endorsement atau pendapatnya sehubungan dengan naskah buku Anda. Tunjukkan kelebihan-kelebihan sehingga beliau berkenan memberikan komentar positif. Jangan lupa penulis endorsement “dipikirkan” agar beliau tidak merasa kecewa. Setidak-tidaknya komentar penulis endorsement turut membantu pemasaran secara tidak langsung.

Tips 3: Menerbitkan Buku Antologi

Jika naskah sudah terkumpul, sudah diberi judul, dan juga sudah dikomentari endorsement, sebaiknya Anda mulai bergerilya dengan mendatangi atau memamerkan naskah itu kepada para penerbit. Anda dapat menggunakan Tips Mencari Penerbit untuk menghubungi penerbit. Jika Anda mempunyai modal yang cukup, naskah itu dapat diterbitkan secara swakelola. Anda dapat membaca link Mekanisme Menerbitkan Buku.

Dengan berbentuk buku, tulisan dan atau karya-karya Anda akan semakin bernilai, baik nilai komersial maupun nama baik. Anda akan mendapatkan keuntungan yang tak terbatas. Selain itu, Anda pun akan mendapatkan nama baik jika naskah itu dinilai baik oleh para pembaca. Jangan lupa saya pun diberi “nilai” agar Anda mendapatkan banyak pahala. Bukankah kita masih berada di Bulan Ramadhan? Hahahahaha…. Semoga bermanfaat. Amin. Terima kasih.

Selamat Malam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun