Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Batok (Tempurung) Kelapa, Jangan Dibuang!

10 Maret 2022   10:45 Diperbarui: 10 Maret 2022   10:54 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulawesi Utara menjadi salah satu provinsi penghasil kopra di Indonesia. Tak heran bila provinsi ini dijuluki bumi nyiur melambai. Pohon nyiur atau kelapa akan menyambut kalian bila menapakkan kaki di bandara internasional SamRatulangi dalam menuju ibukota Manado atau DSP Likupang. Pohon yang daunnya seakan melambai lambai gembira menyambut kehadiran anda.

Provinsi yang kini menggeliat dengan pembangunan dibawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan wakil gubernur Steven Kandow mendapat respon positif masyarakat. Barusan Presiden Jokowi meresmikan pembangunan jalan tol Manado-Bitung, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berapa kali berkunjung ke DSP Likupang untuk mendorong pengembangan DSP Likupang, bahkan pelaksanaan W20 sebagai bagian program Presidensi G20 sukses dilaksanakan di Likupang. Semua ini tak lepas dari peran aktif dukungan Bupati Minahasa Utara Joune Ganda.

Nah, kembali ke topik. Batok atau tempurung kelapa, hendaklah jangan di buang. Mengandung makna ajakan bagi masyarakat Sulawesi Utara umumnya, masyarakat Minahasa Utara khususnya memanfaatkan potensi batok atau tempurung ini menjadi termanfaatkan dan di olah menjadi produk yang memiliki nilai lebih ekonomis.

Batok atau tempurung kelapa yang menjadi hasil ikutan membuat kopra biasanya belum dimanfaatkan masyarakat menjadi bahan kerajinan tangan. Tempurung ini hanya dijadikan bahan bakar untuk memasak dan kadang hanya di biarkan begitu saja. 

Padahal bila tempurung ini di olah akan menghasilkan produk kerajinan tangan yang menarik dan unik.

Belajarlah dari bapak Ambrosius Montolalu, warga desa Pinenek kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara. Atas binaan PT Archi Indonesia Tbk, pemilik PT Measures Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya(TTN) sehingga sukses mengelola usaha kerajinan limbah kelapa termasuk kerajinan tempurung. Usaha keluarga bernama Wale Gonofu ini sejak tahun 2017 memproduksi aneka pot bunga dari tempurung kelapa. Info selengkapnya disini:https://beritamanado.com/dibawah-binaan-archi-indonesia-wale-gonofu-sukses-hasilkan-aneka-produk-kerajinan/

bapak ambrosius montolalu dan isteri (sumber: beritamanado.com)
bapak ambrosius montolalu dan isteri (sumber: beritamanado.com)

lokasi usaha wale gonofu (sumber: beritamanado.com)
lokasi usaha wale gonofu (sumber: beritamanado.com)

Mungkin perlu di infokan disini cuplikan foto dalam dokumen saya yang memperlihatkan Gubernur, wakil Gubernur Sulut makan dan minum dalam jamuan yang diselenggarakan bupati dengan menggunakan mangkuk dari batok (tempurung) kelapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun