Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Prof Kiroh: Tampilan Ekowisata Pulau Berbasis Hewan Endemik Sulawesi Utara

30 Juli 2020   09:50 Diperbarui: 30 Juli 2020   09:51 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Hengky Kiroh (sumber: dokpri)

'Provinsi Sulawesi Utara memiliki kurang lebih 134 gugusan pulau yang potensi sumber daya alamnya menarik' tutur Prof Kiroh, dosen tetap Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado. 'Antara lain, pulau Bunaken, Manado Tua, Mantehage dan Naen yang selama ini belum terpikirkan berbagai pihak untuk dikembangkan secara terpadu' tambah guru besar pemerhati satwa-satwa endemik ini.

Kiroh menambahkan, memasuki era otonomi daerah dan globalisasi internasional sudah saatnya pemerintah daerah meningkatkan upaya pemberdayaan keanekaragaman hayati demi ketahanan ekonomi daerah termasuk ketahanan masyarakat di dalamnya'.

Pernyataan Kiroh ini memang benar dan perlu ada tindak lanjut dari pihak pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi, pemerhati lingkungan hidup untuk laksanakan forum diskusi grup untuk membahas dan merumuskan bersama program aktualisasi terhadap pemanfaatan pulau pulau ini menjadi tempat pengembangan dan pemberdayaan satwa endemik yang cenderung semakin mengarah ke kepunahannya.

Di Sulawesi Utara, khususnya di cagar alam Tangkoko Dua Sudara menyimpan bermacam keanekaragaman  hayati fauna dan flora dengan tingkat diversitas yang tinggi, di antaranya 47 spesies burung endemik seperti burung Rangkong Sulawesi, Kangkareng Sulawesi dan kurang lebih 10 spesies  buung Raja Udang. Selain itu 25 jenis mamalia diantaranya Monyet Hitam, Kuskus Beruang, Babirusa, Biawak, dan ular piton.

Ada beberapa pertimbangan perlu adanya pengembangan pulau pulau kecil dan pesisir pantai di Sulawesi Utara, yaitu karena:
1. pulau pulau ini memiliki panorama yang indah
2. kaya dengan satwa langka dan endemiknya
3. banyak pulau puau kecil yang belum dimanfaatkan dan diberdayakan.

Selain itu, pemberdayaan pulau pulau kecil akan memberi keuntungan tersendiri antara lain dapat mengamati teritorial negara apalagi yang berbatasan dengan negara tetangga agar tidak terjadi lagi kasus lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan. Upaya mencegah terjadinya gangguan dan ancaman terhadap kehidupan satwa endemik ini.

Upaya upaya yang dilakukan antara lain, penghentian pemanenan primata di alam bebas sebagai gantinya di tingkatkan usaha penangkarannya, penghentian eksploitasi hutan yang menjadi habitat primata dan sebagai upaya alternatif menggalakkan usaha ekowisata primata.

Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan semua jenis primata pada habitat alam asli mereka.Untuk pengembangan usaha ekowisata primata perlu adanya pemahaman tentang prinsip/konsep ekowisata itu sendiri.

Istilah ekowisata yaitu sebagai kegiatan yang berkelanjutan. Pengelolaannya secara berkelanjutan seharusnya berdasarkan prinsip prinsip antara lain, berbasis pada wisata alam, menekankan pada kegiatan konservasi, mengacu pada  pembangunan pariwisata berkelanjutan, berkaitan erat dengan pembangunan pendidikan, mengakomodasi budaya lokal, memberi manfaat pada ekonomi masyarakat lokal.

Sebuah pertanyaan yang akan muncul: Akankah kita di Sulawesi Utara mampu mengembangkan ekowisata kecil yang sukses? Meskipun pengusaha pengusaha ekowisata satwa lain telah mendahului sukses dan akan menjadi pesaing dengan negara negara Afrika, Amerika dan Filipina, tentunya ini masih terlalu pagi untuk membenahi dan mengembangkan usaha ekowisata ini.

Setidaknya, dalam upaya pemberdayaan potensi pulau pulau kecil di kawasan Sulawesi Utara terkait dengan pemanfaatan potensi satwa endemik ini menjadi kawasan ekowisata di butuhkan data dan informasi penunjang yang dapat dikumpulkan melalui suatu program riset.

Bagaimanapun hasil kajian atau riset ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak pemerintah daerah Sulawesi Utara dalam upaya menjadikan kawasan ekowisata pulau pulau ini sumber pendapatan daerah kini dan masa depan.

'Penelitian yang up to date diperlukan untuk mengetahui ketepatan lokasi keberadaan primata kecil di kawasan pulau pulau kecil tersebut. Juga untuk menyumbangkan pengembangan bidang ilmu primatologi demi efisiensi pengelolaan ekowisata primata itu sendiri. Melalui kajian ini dapat didentifikasi kawasan yang potensial untuk lokasi ekowisata primata kecil, inventarisasi populasi primata, aksesbilitas wisatawan untuk dapat mengamati aktivitas primata kecil,' ungkap Prof Kiroh, sosok mantan Wakil Rektor Unsrat Bidang Kemahasiswaan dan kini sebagai Ketua Senat Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Semoga bermanfaat.

Bravo Unsrat.

Salam Kompasiana.

Manado 30072020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun